Perombakan Besar-besaran Pejabat Eselon I BUMN Diharap Transparan

Rabu, 20 November 2019 - 22:27 WIB
Perombakan Besar-besaran Pejabat Eselon I BUMN Diharap Transparan
Perombakan Besar-besaran Pejabat Eselon I BUMN Diharap Transparan
A A A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir merombak jajaran pejabat esolon I Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Sebanyak tujuh deputi dan satu sekretaris utama dimutasi serentak dan jabatan tersebut saat ini diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt).

Perombakan pejabat eselon I saat ada perubahan pemimpin Kementerian BUMN sebenarnya lazim terjadi. Tapi kali ini menjadi pertanyaan terbesar sejak 15 tahun terakhir karena jumlah dan dilakukan serentak. Bahkan kabar beredar perombakan akan menyasar tingkat eselon II.

"Ini kali pertama ada kementerian yang seluruh eselon 1 kosong melompong dipegang oleh Plt," ujar Ketua Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW), Junisab Akbar di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Junisab mengaku heran dengan perombakan besar itu. Apalagi dilakukan saat masyarakat ramai membicarakan rencana masuknya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke lingkungan BUMN. Dia pun mempertanyakan alasan mendasar dari pencopotan secara serentak seluruh pejabat eselon I itu.

"Model rekrutmen terhadap para calon pengganti yang kabarnya jumlahnya akan disusutkan itu, sebaiknya juga transparan ke publik. Tentunya berguna supaya Erick Thohir bisa mendapatkan personel yang kinerjanya maksimal. Itu juga akan semakin menyempurnakan keterbukaan yang sudah dimulai oleh Erick Thohir," urai Junisab.

Ada konsekuensi dari perombakan besar pejabat eselon I di Kementerian BUMN. Menurutnya, proses pergantian akan menyita waktu Erick, sementara di sisi lain Erick harus membenahi ratusan BUMN yang kondisinya tidak sehat, seperti merugikan negara dan masyarakat bahkan diambang kebangkrutan.

Untuk lebih memudahkan Erick, sambung Junisab, idealnya rekrutmen eselon 1 bersumber dari lingkungan BUMN itu sendiri dengan sistem lelang jabatan. "Itu akan membuat kebijakan Kementerian BUMN menjadi lebih fokus, sebab eselon 1 dan 2 bersumber dari personel BUMN. Mereka sudah memahami bagaiman menata kelola BUMN," ujar Junisab.

Di samping mengomentari keputusan Erick memutasi para pejabat eselon I di Kementerian BUMN, Junisab juga mempertanyakan pemilihan jajaran direksi dan komisaris BUMN. Menurutnya, persoalan ini sangat penting sehingga perlu perhatian lebih.

"Menjadi sempurna kinerja Erick, jika dia memberi waktu dan perhatian yang lebih besar terhadap pergantian jajaran direksi dan komisaris BUMN. Ini akan sangat menyita energi yang luar biasa, sebab karakter BUMN begitu beragam ditimpali konflik politik di luar kementeriannya. Tekanan berlandas kepentingan terhadap kebijakan Erick akan lebih besar dari menteri sebelumnya. Belum lagi konflik di dalam BUMN dan citra buruk terkait beberapa oknum pegawai BUMN terlibat tindak pidana terorisme," tambah Junisab.

Persoalan serius lain yang perlu diurusi, sambungnya, yakni banyaknya temuan hasil audit BPK terhadap BUMN yang dapat membebani kinerja ke depan. Pola penanganan temuan di seluruh BUMN idealnya bisa dikontrol secara langsung oleh Erick, sehingga tindak-lanjut dari temuan tersebut bisa dilaksanakan sesuai koridor hukum yang berlaku.

"Temuan yang bertumpuk-tumpuk konsekuensinya membuat buruk performa kinerja BUMN. Itu tentu berpengaruh pada kinerja kementerian. Sebaiknya Erick memikirkan hal itu dengan cermat," imbuh Junisab.

Pasca merombak pejabat di Kementerian BUMN, Junisab berharap Erick harus bisa memacu kinerja orang-orang ia pilih nanti. Jangan sampai hasil kinerja mereka jauh di bawah pendahulunya.

"Ini menjadi pertarungan terbuka untuk membuktikan benarkah Erick Thohir yang diutamakan Presiden Jokowi ketimbang calon lainnya lebih mumpuni mengurus BUMN berbanding Rini Soemarno. Hanya Erick dan sinergi kinerja timnya yang bisa membuktikan hal itu, dan jangan sampai Menteri BUMN terjebak dalam persoalan-persoalan hukum yang timbul di kementerian BUMN maupun BUMN itu sendiri, seperti amanat Dahlan Iskan," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4873 seconds (0.1#10.140)