Target Negara Maju di 2045, Mesin Pendorong Ekonomi Indonesia Dibutuhkan

Rabu, 27 November 2019 - 18:20 WIB
Target Negara Maju di 2045, Mesin Pendorong Ekonomi Indonesia Dibutuhkan
Target Negara Maju di 2045, Mesin Pendorong Ekonomi Indonesia Dibutuhkan
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi hingga tembus di atas 5,5% diyakini menjadi syarat untuk mencapai target Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Hal itu hanya bisa dicapai jika mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia diperbaharui.

Kepala Ekonom Bank DBS Indonesia Masyita Crystallin mengatakan, saat ini perekonomian Indonesia masih sangat bergantung pada sektor komoditas dan sektor-sektor dengan nilai tambah rendah. "Untuk bisa tumbuh lebih tinggi revitalisasi sektor manufaktur sangat penting untuk dilakukan segera, dan dikhususkan untuk sektor dengan nilai tambah yang tinggi," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Selain itu, sektor yang perlu dikembangkan adalah sektor dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Terutama karena setiap tahun ada tiga juta tenaga kerja baru yang perlu pekerjaan. Masyita menuturkan, tantangan terbesar yang dihadapi Presiden Joko Widodo adalah terus melakukan reformasi, baik infrastruktur maupun infrastruktur lunak berupa kemudahan berbisnis.

Tantangan lainnya adalah menemukan mesin ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan di atas potensi sebesar 5%, sambil mempertahankan stabilitas Rupiah. "Dengan permintaan domestik yang stabil, Indonesia dapat dengan mudah tumbuh di sekitar 5%. Meskipun yang menjadi tantangan adalah meningkatkan potensi pertumbuhan ke target pemerintah sebesar 6%," tuturnya.

Dalam jangka pendek, pertumbuhan global yang melambat mungkin berdampak pada pertumbuhan Indonesia, namun stabilitas pertumbuhan Indonesia relatif lebih baik dibandingkan dengan Emerging Market Asia lainnya. "Sayangnya, Indonesia belum menerima pengalihan produksi dari perang dagang, yang dapat menjadi terbalik bagi beberapa negara di Asia seperti Taiwan dan Vietnam," kata Masyita.

Risiko utama dalam jangka pendek adalah terus menurunnya harga komoditas serta pertumbuhan investasi swasta yang lambat. Sedangkan dalam jangka menengah, untuk tumbuh di atas potensi, Indonesia perlu mengembangkan mesin pertumbuhan yang solid.

"Sebenarnya posisi Indonesia di mata investor masih sangat baik. Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan populasi besar dan masih mendapat manfaat dari dividen demografis," jelasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0978 seconds (0.1#10.140)