Pelni Antisipasi Lonjakan Penumpang Nataru di Wilayah Timur

Rabu, 11 Desember 2019 - 21:01 WIB
Pelni Antisipasi Lonjakan Penumpang Nataru di Wilayah Timur
Pelni Antisipasi Lonjakan Penumpang Nataru di Wilayah Timur
A A A
JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/Pelni mengantisipasi lonjakan kenaikan jumlah penumpang selama masa angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru). Sejumlah wilayah menjadi perhatian diantaranya wilayah timur yang memiliki permintaan tinggi.

Kepala Kesekretariatan PelniYahya Kuncoro mengatakan, selama periode Nataru, pelanggan kapal Pelni di wilayah timur lebih dominan dibandingkan dengan wilayah tengah dan wilayah barat.

"Pelanggan yang naik dari pelabuhan di Indonesia bagian timur mencapai 42%, sedangkan wilayah tengah 38% dan wilayah Barat 20%," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Adapun Pelni mengoperasikan 10 kapal yang terdiri dari satu kapal tipe 3.000 pax (KM. Labobar), enam kapal tipe 2.000 pax (KM. Ciremai, KM. Dobonsolo, KM. Nggapulu, KM. Gunung Dempo, KM. Sinabung, KM. Tidar) dan tiga kapal tipe 1.000 pax (KM. Tatamailau, KM. Sirimau dan KM. Leuser).

Selanjutnya untuk wilayah tengah yang terdiri dari Pelabuhan Nunukan-Tarakan-Balikpapan-Makasar-Baubau-Benoa-Labuanbajo-Kupang-dan Bitung akan dioperasikan 10 kapal terdiri dari satu kapal tipe 3.000 pax (KM. Labobar) satu kapal tipe 2.000 (KM. Bukit Siguntang), tujuh kapal tipe 1.000 pax (KM. Tilongkabila, KM. Binaiya, KM. Awu, KM. Leuser, KM. Kelimutu, KM. Jetliner) dan satu kapal tipe 500 pax (KM. Wilis).

Sedangkan untuk wikayah barat terdiri dari Pelabuhan Gunung Sitoli-Sibolga-Padang-Belawan-Kijang-Batam-Pontianak-Kepri-Tanjung Priok-Tanjung Emas-Tanjung Perak-Kumai dan Sampit akan dioperasikan lima kapal terdiri tiga kapal tipe 2.000 pax (KM. Kelud, KM. Umsini, KM. Dorolonda) dan dua kapal tipe 1.000 pax (KM. Bukit Raya dan KM. Lawit).

"Jumlah kapal di wilayah timur paling banyak, hal ini karena menyesuaikan dengan permintaan pelanggan," tambah Yahya.

Rerouting kapal tahun 2019 juga bertambah sebanyak dua armada, dari 13 kapal (2018) menjadi 15 kapal (2019). Kapal rerouting untuk tipe 3.000 dan 2.000 pax terdiri KM. Dorolonda untuk menambah frekuensi ruas Bitung-Papua Port. KM. Ciremai deviasi Ambon untuk antisipasi ruas Ambon-Papua Port. KM. Labobar menambah frekuensi Bitung-Jayapura Port.

KM. Dorolonda deviasi Kijang-Batam dan Belawan untuk tambah frekuensi ke Sumatera Utara. KM. Tidar ruas Ambon-Papua Port. KM. Gunung Dempo deviasi Ambon untuk ruas Papua Port. KM. Kelud untuk Batam-Belawan.

KM. Lambelu untuk ruas Tarakan-Nunukan-Balikpapan-Makasar-NTT PP. KM. Bukit Siguntang untuk ruas Tarakan-Nunukan-Balikpapan-Makasar-NTT PP. KM. Nggapulu untuk ruas Ambon-Banda dan Tual.

Sedangkan untuk kapal tipe 1.000 pax KM. Lawit pada pra Natal dan Tahun Baru akan rerouting dari Tanjung Priok-Padang-Sibolga-Gunung Sitoli. KM. Binaiya deviasi Waingapu dan KM. Awu deviasi ke Sabu-Rote dan Larantuka. Sedangkan kapal tipe 500 pax KM. Wilis deviasi ke Reo dan KM. Egon diviasi Balikpapan-Bitung.

"Rute kapal kami sesuaikan dengan permintaan masyarakat dengan memperhatikan aspek keselamatan. Hal tersebut kami lakukan agar penumpang merasa aman dan nyaman selama perjalanan," pungkas Yahya.

Sementara dalam rangka memastikan kesiapan armada angkutan laut di Pelabuhan Tual Provinsi Maluku, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menurunkan Tim Marine Inspector Direktorat Perkapalan dan Kepelautan (Ditkappel) untuk melakukan Uji Petik Angkutan Natal dan Tahun Baru di Pelabuhan Tual sejak 10 s.d. 11 Desember 2019.

Tim Uji Petik yang dipimpin oleh Kepala Seksi Pengukuran Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal Penumpang dan Kapal Penangkap Ikan Ditkappel Galih Ernowo memeriksa secara acak (random) terhadap kapal penumpang, kapal penyeberangan, dan High Speed Craft.

Dari total 16 kapal penumpang yang beroperasi di Pelabuhan Tual, sebanyak lima kapal yang diuji petik oleh Tim Ditkappel. Kelima kapal tersebut adalah MV. Cantika Inova (GT 125), MV. Talaga Exspress (GT 326), KMP. Tanjung Madlahar (GT 512), KMP. Erana (GT 1029) dan KMP. Lobster (GT 628).

Menurut Galih, menyambut libur natal dan tahun baru yang biasanya cenderung terjadi peningkatan mobilisasi masyarakat maka diperlukan persiapan untuk mendukung keselamatan pelayaran melalui peningkatan pengawasan dan penerapan pemenuhan persyaratan kelaikalautan kapal oleh nakhoda maupun operator.

"Uji petik dilakukan dengan melaksanakan verifikasi sertifikat dan dokumen di atas kapal serta pemeriksaan di bidang status hukum kapal, keselamatan kapal, pencegahan pencemaran dan pengawakan kapal, juga dimungkinkan untuk pengujian beberapa alat keselamatan kapal," ujar Galih seusai memeriksa kapal di Dermaga ASDP, hari ini.

Dari hasil uji petik ini, Galih menyatakan secara umum kapal-kapal yang beroperasi di Pelabuhan Tual dalam keadaan laiklaut, hanya terdapat temuan-temuan minor yang tidak mempengaruhi kelaiklautan kapal.

"Berdasarkan pemeriksaan sertifikat dan dokumen kapal semuanya masih berlaku. Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik terdapat temuan minor misalnya dalam hal penempatan alat-alat keselamatan seperti life jacket dan liferaft harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau," pungkasnya.

Sebagai informasi tahun ini jumlah penumpang Nataru angkutan laut mengalami peningkatan 1,7% dibanding tahun lalu atau dari 1,17 juta penumpang di 2018 menjadi 1,19 juta penumpang di 2019.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6795 seconds (0.1#10.140)