Harga Emas dan Minyak Melonjak, Saham Asia Tertekan Akibat Ketegangan Iran

Senin, 06 Januari 2020 - 15:53 WIB
Harga Emas dan Minyak Melonjak, Saham Asia Tertekan Akibat Ketegangan Iran
Harga Emas dan Minyak Melonjak, Saham Asia Tertekan Akibat Ketegangan Iran
A A A
SIDNEY - Ketegangan di Timur Tengah pascapembunuhan jenderal top Iran oleh Amerika Serikat (AS) mendorong indeks saham Asia dari level tertinggi dalam 18 bulan. Sementara investor memborong emas hingga harga logam mulia tersebut naik mendekati level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Tak hanya itu, harga minyak pun melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan.

AS mendeteksi peningkatan kewaspadaan oleh pasukan rudal Iran, ketika Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa Amerika akan menyerang balik jika Iran bertindak. Parlemen Irak pada hari Minggu (5/1) merekomendasikan semua pasukan asing diperintahkan keluar dari negara itu setelah AS membunuh seorang komandan militer Iran dan seorang pemimpin milisi Irak dalam serangan pesawat tak berawak terhadap konvoi di bandara Baghdad.

Tercatat, harga emas di pasar spot Australia naik 1,6% menjadi USD1.579,55 per ons, tertinggi sejak April 2013. Sementara harga minyak memperpanjang kenaikan karena kekhawatiran konflik Timur Tengah dapat mengganggu pasokan global. Minyak mentah Brent berjangka naik USD1,9 menjadi USD70,50 per barel, sementara minyak mentah AS naik USD1,5 menjadi USD64,57.

"Risiko eskalasi lebih lanjut jelas telah meningkat - mengingat serangan langsung terhadap Iran, ancaman pembalasan Iran dan keinginan Trump untuk terlihat tangguh - merupakan ancaman dari harga minyak yang lebih tinggi," kata Shane Oliver, kepala ekonom di AMP Capital seperti dilansir Reuters, Senin (6/1/2020).

Namun, kata dia, secara historis harga minyak perlu digandakan untuk menjadi ancaman besar bagi pertumbuhan global. "Dan kita masih jauh dari itu," kata dia.

Pada awal perdagangan Eropa, pan-region Euro Stoxx 50 futures STXEc1 turun 0,6%, DAX futures Jerman FDXc1 turun 0,75% sementara FTSE futures FFIc1 turun 0,4%. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,7%. Indeks Nikkei Jepang tergelincir hampir 2%. Sementara E-Mini berjangka untuk S&P 500 turun 0,3% dalam perdagangan yang dinilai sangat berombak.

Sedangkan saham China yang dibuka di zona merah, membalikkan kerugian mereka, seperti halnya saham Australia yang mengakhiri hari itu datar. Sementara, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5%.

"Ketegangan geopolitik tampak seperti tetap tinggi dalam beberapa hari mendatang, jadi berikan dukungan untuk harga minyak dan menjaga pasar aset risiko tetap defensif," kata Ray Attrill, kepala strategi FX di National Australia Bank.

Di bagian lain, yen tercatat tetap menjadi tempat berlindung yang aman di antara mata uang berkat kepemilikan besar-besaran aset asing Jepang. Investor berasumsi dana Jepang akan mengembalikan uang mereka selama krisis global yang sebenarnya, mendorong yen lebih tinggi.

Pada perdagangan hari ini, dolar tercatat berakhir di 108,05 yen. Euro juga bergeser ke 120,64 yen setelah mencapai level terendah tiga minggu. Dolar stabil terhadap mata uang utama lainnya, dengan euro sedikit menguat di USD1,1165 per euro.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0457 seconds (0.1#10.140)