Sri Mulyani: Inflasi Rendah Bukan Karena Penurunan Daya Beli

Selasa, 07 Januari 2020 - 14:25 WIB
Sri Mulyani: Inflasi Rendah Bukan Karena Penurunan Daya Beli
Sri Mulyani: Inflasi Rendah Bukan Karena Penurunan Daya Beli
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan bahwa realisasi inflasi tahunan (year on year/yoy) 2019 yang hanya sebesar 2,71%, terendah dalam 20 tahun terakhir bukan disebabkan penurunan daya beli masyarakat.

Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan masih bertumbuhnya konsumsi di 2019, yakni sebesar 5%. "Kalau konsumsi kita masih tumbuh 5%. Banyak yang menanyakan inflasi rendah apakah karena daya beli? Tapi inflasi rendah ini (berarti kita) masih bisa menjaga konsumsi, inflasi inti dan administred price," jelasnya dalam konferensi pers APBN KiTa di kantornya, Jakarta, Selasa (7/1/2020).

Sebagai informasi, inflasi 2019 sebesar 2,72% jauh lebih rendah dibandingkan 2018 yang tercatat 3,13% dan 2017 yang ada di angka 3,61%. Bahkan, berada di bawah 2016 yang tercatat 3,02%. BPS sebelumnya menyebutkan, rendahnya inflasi ini menunjukkan pengelolaan inflasi yang semakin membaik.

Kekhawatiran mengenai daya beli terkait rendahnya inflasi sebelumnya dilontarkan ekonom Indef Bhima Yudisthira. Dia menilai ada yang aneh dari data inflasi sepanjang 2019 yang hanya 2,72%.

Bhima menilai, sejatinya inflasi bisa sesuai target di sekitar 3% karena ada momentum Natal dan Tahun Baru. Namun, inflasi Desember hanya 0,34% dan di Manado yang mayoritas beragama Kristen, perayaan Natal yang umumnya menyumbang inflasi, justru mencatatkan deflasi sebesar 1,88%.

"Artinya ada gejala yang tidak sehat pada sisi permintaan. Konsumsi rumah tangga yang tumbuh rendah disertai kekhawatiran naiknya iuran BPJS Kesehatan, harga rokok dan tarif tol tahun 2020 membuat masyarakat berhemat di akhir 2019," ujar Bhima beberapa waktu lalu.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8120 seconds (0.1#10.140)