Jiwasraya dan Garuda Sulap Laporan Keuangan, Menteri Erick Minta Tak Ada Lagi

Kamis, 09 Januari 2020 - 18:52 WIB
Jiwasraya dan Garuda...
Jiwasraya dan Garuda Sulap Laporan Keuangan, Menteri Erick Minta Tak Ada Lagi
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, pihaknya bakal menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good coorporate governance/GCG) pada perusahan-perusahaan pelat merah. Sehingga tak ada lagi BUMN yang bisa melakukan sulap laporan keuangan menjadi untung atau window dressing,

"Makanya kami ada Deputi Keuangan BUMN untuk tertibkan ini, ke depan kita push agar tidak ada lagi laporan keuangan BUMN yang sulap-sulapan," ujar Erick ditemui di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (9/1/2020).

(Baca Juga: Menteri Erick Thohir Bakal Cicil Ganti Uang Nasabah Jiwasraya
Dia menyatakan, pengawasan ketat juga akan dilakukan untuk memastikan investasi yang dilakukan BUMN pada aset yang berkualitas baik, bukan investasi yang abal-abal yang malah membuat kerugian pada negara. Seperti yang melilit PT Asuransi Jiwasraya (Persero), dimana investasi pada saham gorengan membuat perusahaan pelat merah ini gagal bayar.

"Saya tidak mau revaluasi aset di BUMN terus langsung perusahaannya jadi untung, padahal enggak ada cash-nya. Lalu dia terbitkan utang baru, utangnya di investasikan ke proyek enggak visible," paparnya.

Oleh sebab itu, salah satu upaya Kementerian BUMN untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik adalah dengan mendorong banyak perusahaan BUMN menjadi perusahaan terbuka atau go public. Lantaran, dengan menjadi perusahaan terbuka maka pengawasannya akan lebih ketat, tak hanya dari pemerintah tapi juga otoritas pasar modal hingga masyarakat.

"Itu salah satu metode supaya good coorporate governance dari BUMN terjaga. Kalau go public semua orang mengawasi, tidak hanya kami, publik, dan sebagainya," katanya.

Sebelumnya, tercatat dua BUMN yang melakukan rekayasa laporan keuangan dari seharusnya membukukan rugi malah menjadi laba, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Garuda dalam laporan keuangan tahun 2018 seharusnya membukukan rugi senilai USD244,95 juta, namun malah mencatatkan laba bersih senilai USD809,84 ribu. Sedangkan Jiwasraya tercatat sudah melakukan pemolesan laporan keuangan sejak tahun 2006.

Teranyar pada laporan keuangan tahun 2017 Jiwasraya membukukan laba bersih sebesar Rp360,3 miliar, namun laporan keuangan tersebut memperoleh opini tidak wajar dari BPK. Lantaran adanya kekurangan pencadangan sebesar Rp7,7 triliun, sehingga jika pencadangan dilakukan sesuai ketentuan maka perusahaan seharusnya menderita kerugian.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1257 seconds (0.1#10.140)