Kenali Saham Gorengan Melalui 5 Tanda Ini

Sabtu, 11 Januari 2020 - 15:20 WIB
Kenali Saham Gorengan Melalui 5 Tanda Ini
Kenali Saham Gorengan Melalui 5 Tanda Ini
A A A
JAKARTA - Istilah saham gorengan mencuat setelah diyakini menjadi penyebab kerugian yang melilit PT Asuransi Jiwasraya hingga akhirnya berbuntut gagal bayar polis nasabah. Bahkan sempat disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembukaan perdagangan saham perdana di tahun 2020.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widito Widodo menjelaskan saham gorengan adalah istilah publik. Adapun biasanya ditujukan pada saham yang memiliki volatilitas tinggi dan tidak didukung fundamental dan informasi yang memadai.

"Jadi saham yang wajar akan bergerak atau memiliki volatilitas dipengaruhi fundamental perusahaan dan adanya informasi mengenai perusahaan. Sebaliknya saham gorengan tiba-tiba bergerak liar, tanpa adanya informasi atau bahkan fundamental yang buruk," ujar Laksono di Jakarta.

(Baca Juga: Saham Gorengan Jadi Sorotan Jokowi hingga Sri Mulyani, BEI Beri Penjelasan
Ada kekhawatiran mencuatnya saham gorengan bakal mengganggu investasi, namun Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan saham gorengan tidak membuat kepercayaan investor turun. "Kepercayaan investor nampaknya tidak turun dikarenakan mereka sudah sangat cerdas mengetahui mana saham gorengan," jelas Hans Kwee saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (11/1/2020).

Sementara itu Analisis Pasar Rivan Kurniawan dalam blog pribadi memaparkan, bagaimana kita dapat menghindari dari saham gorengan. Adapun saham gorengan memiliki beberapa ciri yang bisa menjadi bahan edukasi bagi masyarakat pada umumnya dan investor di Pasar Modal Indonesia pada khususnya. Berikut ciri mengenali saham gorengan dari Rivan:

1. Memiliki Kapitalisasi Pasar Kecil

Saham gorengan biasanya punya kapasitas pasar yang kecil. Menurut Rivan, nilainya sekitar di bawah Rp1 triliun. Kapitalisasi pasar adalah harga keseluruhan sebuah perusahaan yaitu harga yang harus dibayar seseorang bila ingin membeli 100% kepemilikikan perusahaan tersebut

Salah satu ciri dari bandar saham adalah menguasai supplay pasar. Tentunya bila kapitalisasi pasar sebuah saham tergolong kecil, maka bandar pun dengan mudah membeli bagian besar kepemilikan sahamnya. Nah saham-saham yang berkapitalisasi pasar kecil ini kerap menjadi bidikan bandar untuk digoreng.

2. Volatalitas Harga Tak Stabil

Saham gorengan sering memberi kejutan untuk para investor. Pasalnya seperti tahu bulat saham jenis ini sering digoreng dadakan, dimana harganya bisa tiba-tiba naik bisa juga tiba-tiba turun.

3. Fundamental Emiten Bermasalah

Saham yang diterbitkan oleh emiten dengan kondisi fundamental kuat, tentu akan diborong oleh investor. Permintaan saham oleh investor ini bersifat jangka panjang, sehingga sulit dimanipulasi oleh bandar.

Berbeda halnya dengan saham-saham yang diterbitkan oleh emiten dengan kondisi fundamental bermasalah. Pelaku pasar yang mengumpulkannya pun umumnya spekulan yang mudah digoyahkan oleh rumor dan kabar angin lainnya. Inilah sebabnya mengapa saham-saham semacam ini mudah jadi saham gorengan.

4. Harga Saham Relatif Rendah

Harga saham biasanya juga rendah, di bawah Rp1.000. Tentu ini akan sangat menarik untuk trader, karena modal yang dibutuhkan juga tidak besar. Tapi perlu diingat, tidak semua harga saham rendah bisa disebut gorengan. Bisa jadi karena memang harga pasarnya segitu atau saham baru split stock. Dengan harga yang murah ini, mau bandar atau investor retail bisa goreng sama-sama.

5. Antrean Bid Offer Tidak Masuk Akal

Saham gorengan biasanya banyak silumannya, yaitu antrian bid yang tidak masuk akal.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0831 seconds (0.1#10.140)