Melawan Tarif Trump Bakal Membuat China Jatuh Makin Jauh ke Dalam Utang
loading...
A
A
A
Presiden terpilih AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, setelah mengancam menerapkan tarif lebih dari 60% pada impor barang-barang asal China.
"Mereka bersedia melakukan 'apa pun yang diperlukan' untuk mencapai target PDB," kata Larry Hu, kepala ekonom China di Macquarie.
"Tapi mereka akan melakukannya dengan cara yang reaktif. Berapa banyak yang akan mereka lakukan pada tahun 2025 akan tergantung pada dua hal: target PDB mereka dan tarif AS yang baru," kata Hu.
Pertumbuhan tahun depan 2025, defisit anggaran, dan target lainnya akan dibahas - tetapi tidak diumumkan - dalam beberapa hari mendatang pada pertemuan tahunan para pemimpin Partai Komunis, yang dikenal sebagai Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC).
China telah mengeluarkan pernyataan untuk meningkatkan konsumsi sepanjang tahun, tetapi menawarkan sedikit dalam hal kebijakan selain dari skema subsidi pembelian mobil, peralatan dan beberapa barang lainnya.
Apa lagi yang siap dilakukan Beijing untuk meningkatkan konsumsi belum diketahui secara pasti. Tetapi langkah-langkah yang fokus pada permintaan adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas pelonggaran kebijakan moneter dalam ekonomi yang selama beberapa dekade telah menempatkan produksi sebagai intinya.
"Pelonggaran moneter di China jauh lebih kuat daripada sebelumnya," kata Julian Evans-Pritchard, seorang analis di Capital Economics.
"Sekarang terbatas di antara rumah tangga dan sebagian besar sektor swasta untuk mengambil lebih banyak utang, bahkan dengan tingkat yang lebih rendah."
"Mereka bersedia melakukan 'apa pun yang diperlukan' untuk mencapai target PDB," kata Larry Hu, kepala ekonom China di Macquarie.
"Tapi mereka akan melakukannya dengan cara yang reaktif. Berapa banyak yang akan mereka lakukan pada tahun 2025 akan tergantung pada dua hal: target PDB mereka dan tarif AS yang baru," kata Hu.
Pertumbuhan tahun depan 2025, defisit anggaran, dan target lainnya akan dibahas - tetapi tidak diumumkan - dalam beberapa hari mendatang pada pertemuan tahunan para pemimpin Partai Komunis, yang dikenal sebagai Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC).
Tugas Utama China
Morgan Stanley juga menerangkan, bahwa meningkatkan konsumsi akan menjadi 'tugas utama No.1 untuk tahun 2025,' meski memperingatkan bahwa "implementasi masih belum pasti."China telah mengeluarkan pernyataan untuk meningkatkan konsumsi sepanjang tahun, tetapi menawarkan sedikit dalam hal kebijakan selain dari skema subsidi pembelian mobil, peralatan dan beberapa barang lainnya.
Apa lagi yang siap dilakukan Beijing untuk meningkatkan konsumsi belum diketahui secara pasti. Tetapi langkah-langkah yang fokus pada permintaan adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas pelonggaran kebijakan moneter dalam ekonomi yang selama beberapa dekade telah menempatkan produksi sebagai intinya.
"Pelonggaran moneter di China jauh lebih kuat daripada sebelumnya," kata Julian Evans-Pritchard, seorang analis di Capital Economics.
"Sekarang terbatas di antara rumah tangga dan sebagian besar sektor swasta untuk mengambil lebih banyak utang, bahkan dengan tingkat yang lebih rendah."