115 Juta Antri Jadi Kelas Menengah, Ini Hambatannya

Kamis, 30 Januari 2020 - 22:32 WIB
115 Juta Antri Jadi Kelas Menengah, Ini Hambatannya
115 Juta Antri Jadi Kelas Menengah, Ini Hambatannya
A A A
JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudisthira mengatakan ada beberapa hambatan struktural yang membuat mobilitas kelas bawah ke menengah jadi sulit. Bank Dunia (World Bank) mencatat angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan. Kendati demikian, penurunan kemiskinan ini belum membuat orang miskin ini naik menjadi kelas menengah.

"Pertama, faktor kualitas gizi anak. Masalah utama saat ini adalah stunting, dimana satu dari tiga bayi lahir mengalami gagal tumbuh yang akan mempengaruhi kemampuan kognitifnya. Kedua, soal kualitas pendidikan dan kesehatan," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta.

Dia pun melanjutkan kualitas pendidikan yang belum merata membuat anak orang miskin tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengan kelas menengah atas. Hal ini membuat sulitnya masyarakat miskin naik kelas menjadi menengah.

"Sebagian penduduk miskin juga tidak tamat SMP sehingga kesempatan karier dengan pendapatan yang tinggi menjadi terhambat. Ketiga, upaya melalui bansos hanya dirasakan temporer. Ketika terjadi bencana alam atau sakit, orang rentan miskin akan mudah jatuh miskin lagi," jelasnya.

Dalam catatan Bank Dunia, ada kemajuan besar yang telah dibuat Indonesia selama 20 tahun terakhir, dimana mereka yang miskin pada tahun 1993, 80% tidak lagi miskin pada tahun 2014. Mayoritas orang miskin dan rentan miskin telah keluar dari kemiskinan dan ingin masuk ke kelas menengah, dimana ada sekitar 115 juta orang dalam kategori ini.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8193 seconds (0.1#10.140)