Ingin Neraca Dagang Berkembang, Pemerintah Dorong Ekspor Pisang

Selasa, 18 Februari 2020 - 21:42 WIB
Ingin Neraca Dagang Berkembang, Pemerintah Dorong Ekspor Pisang
Ingin Neraca Dagang Berkembang, Pemerintah Dorong Ekspor Pisang
A A A
JAKARTA - China merupakan pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar Indonesia. Namun, wabah virus corona telah mengguncang China sehingga berdampak terhadap neraca perdagangan Indonesia. Untuk mengantisipasi tekanan terhadap neraca dagang, pemerintah mendorong eskpor produk potensial berdaya saing tinggi di pasar global.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bobby Hamzar Rafinus, mengatakan produk potensial tersebut, selain produk hasil industri juga produk dari sektor pertanian.

Sebagai negara agraris, peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional memang semakin penting dan strategis. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yakni terbesar ketiga setelah sektor industri dan perdagangan.

Dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik, selama Januari-Desember 2019, ekspor produk pertanian mencapai USD3,61 miliar atau meningkat 5,31% dibandingkan periode sama di 2018 yang sebesar USD3,43 miliar.

"Meningkatnya kinerja ekspor sektor pertanian, salah satunya didorong oleh peningkatan ekspor subsektor hortikultura, khususnya buah-buahan tahunan," ujar Bobby di Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Salah satu komoditas buah-buahan tahunan yang memiliki prospek pengembangan baik adalah pisang. Buah kaya akan kalsium ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang masih terbuka luas.

Menurut data dari Trade Map International Trade Statistics (ITC) bahwa sepanjang 2018, Indonesia telah mengekspor pisang sebanyak 30.373 ton atau senilai USD14.610 ke seluruh dunia.

Ekspor pisang terbesar adalah ke China, yaitu sebesar 17.793 ton atau senilai USD8.623, diikuti Malaysia sebesar 4.132 ton atau senilai USD1.114, dan Uni Emirat Arab sebesar 2.563 ton atau USD1.435. Namun demikian, permintaan dari negara-negara tersebut masih belum dapat tercukupi oleh Indonesia.

Pasalnya, pada tahun yang sama, China mengimpor pisang sebanyak 1.544.609 ton dari seluruh dunia. Hal ini berarti Indonesia hanya dapat memenuhi 1,15% dari total permintaan negara Tirai Bambu itu, sedangkan UAE mengimpor sebanyak 199.719 ton buah pisang dari seluruh dunia, yang berarti Indonesia hanya dapat memenuhi 1,28% dari total permintaannya.

Jadi, untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian, Kemenko Perekonomian mendorong "Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor" sebagai salah satu Program Prioritas (Quick Wins) melalui kerjasama kemitraan pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan petani. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas komoditas pisang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pisang lokal, seperti hotel, restoran, dan katering.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5760 seconds (0.1#10.140)