Antisipasi Dampak Virus Corona, Pemerintah Diminta Perbesar Pasar Domestik

Selasa, 25 Februari 2020 - 10:04 WIB
Antisipasi Dampak Virus Corona, Pemerintah Diminta Perbesar Pasar Domestik
Antisipasi Dampak Virus Corona, Pemerintah Diminta Perbesar Pasar Domestik
A A A
JAKARTA - Perekonomian global diliputi ketidakpastian akibat penyebaran wabah virus corona secara global, ditambah ketegangan geopolitik. Mengantisipasi dampak corona terhadap ekonomi, pemerintah akan perbesar pasar dalam negeri.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan terobosan kebijakan fiskal dalam mengantisipasi dampak wabah korona terhadap ekonomi Indonesia.

“Misal front loading atau dana dikeluarkan di depan dari APBN kita. Seperti dana desa mau digulirkan pada kuartal I, jumlahnya sekian persen. Kemudian dana BOS dan belanja kementerian/lembaga,” ujar Susiwijono dalam acara IDX Channel Economic Forum bertajuk “Omnibus Law dan Transformasi Percepatan Ekonomi” di Jakarta, kemarin.

Ia menambahkan, ekspor dan impor adalah sektor pasti yang paling terpengaruh akibat wabah virus corona ini. Pasalnya, impor Indonesia dari China sangat besar terutama industri manufaktur. “Tadi saya bilang transmisi karena wabah virus corona ini perlu waktu 1–2 bulan sehingga bulan-bulan depan akan terasa. Kedua, ekspor kita ke China yang dominan itu kan komoditas. Batu bara dan CPO, itu juga terpengaruh,” ungkapnya.

Kemudian ia menjelaskan, pihaknya pasti mencari alternatif untuk ekspor, seperti pasar alternatif dan sumber alternatif untuk bahan baku impor. “Nah, itu tidak mudah. Karena itu, dalam satu siklus industri manufaktur, hal itu harus dilakukan bertahap. Tapi, saya harap jangan terlalu lama,” katanya.

Selain mencari pasar alternatif di luar China, pemerintah juga akan memperbesar pasar domestik. “Dan upaya memperbesar pasar domestik adalah pilihan paling strategis,” ujar Susiwijono.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui bahwa dampak wabah virus korona cukup terasa pada ekonomi Indonesia. Dia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal terkoreksi sekitar 0,3% akibat wabah virus korona. “Kita melihat pertumbuhan ekonomi China terkoreksi bisa sampai 2%. Indonesia bisa 0,3%,” ujar Airlangga, kemarin.

Kendati demikian, ekonomi Indonesia, kata dia, masih akan ditopang adanya bonus demografi yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan. Namun, kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam bonus demografi itu diakuinya harus ditingkatkan. “Pemerintah selain mendukung R&D, juga sedang mengurangi skill gap, yang mana ini terbentuk karena ada perkembangan industri 4.0,” katanya.

Dia menambahkan, penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) juga akan meningkatkan kinerja perbankan. “Selain dengan quatitative easing BI, diharap dengan penurunan bunga acuan bisa transmisikan lebih cepat oleh industri perbankan sehingga berdampak bisa menjaga arus kas masing-masing,” katanya.

Sementara itu, para pelaku industri elektronika mulai merasakan dampak penurunan arus aktivitas perdagangan China akibat virus korona. Arus pasokan komponen dan bahan baku dari negara ini mulai terasa tersendat sehingga mengancam kegiatan produksi dan ekspor industri elektronika nasional. Pemerintah melalui instansi terkait diharapkan bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa membantu pelaku industri elektronik mengatasi masalah pasokan bahan baku dan komponen tersebut.

Sebagian bahan baku dan komponen produk elektronika, industri elektronika dalam negeri masih menggunakan komponen dari China karena harganya lebih bersaing dibandingkan dengan pemasok negara lain. Dengan adanya wabah virus korona sekarang ini, pasokan komponen dari China mulai tersendat dan ini tentu akan sangat mengganggu kegiatan produksi serta ekspor industri elektronika nasional.

“Melihat dampak virus korona yang kian masif, kami harapkan pemerintah memberi perhatian terhadap pasokan komponen ini agar tidak berdampak buruk pada kinerja produksi dan ekspor industri elektronika nasional,” kata Ketua Umum Gabungan Elektronika (Gabel) Oki Widjaya di Jakarta, Minggu (23/2). (Michelle Natalia/Rina Anggraeni)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1758 seconds (0.1#10.140)