Pertamina Akan Bangun SPBU Mini di 3.827 Kecamatan Tahun Ini

Kamis, 27 Februari 2020 - 13:40 WIB
Pertamina Akan Bangun SPBU Mini di 3.827 Kecamatan Tahun Ini
Pertamina Akan Bangun SPBU Mini di 3.827 Kecamatan Tahun Ini
A A A
NUSA DUA - PT Pertamina (Persero) menargetkan tahun ini akan dibangun lembaga penyalur bahan bakar minyak (BBM) berskala kecil atau Pertashop di 3.827 kecamatan melalui kerja sama kemitraan dengan pemerintah desa atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

Berdasarkan data Pertamina terdapat 3.827 kecamatan sekitar yang belum memiliki lembaga penyalur besar (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum/SPBU) dari total keseluruhan 7.196 kecamatan.

“Kalau kita bangun SPBU demand-nya belum sebesar investasi. Untuk itu, kami membuat investasi yang rasional dengan membangun kemitran dengan pemerintah desa,” ujar Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid di acara Kick Off Pertashop Pertamina di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/2/2020). (Baca Juga: Peluang! Pertamina Buka Kemitraan Bisnis BBM di Seluruh Indonesia)
Menurut dia kemitraan membangun Pertashop dengan pemerintah desa tersebut terjalin berkat kerja sama antara Pertamina dengan Kementerian Dalam Negeri. Sesuai Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, Pertamina wajib menjamin ketersediaan energi di seluruh pelosok Nusantara. Sebab itu, Pertashop merupakan solusi membangun lembaga penyalur kecil di seluruh desa di Indonesia.
“Mekanismenya Pertamina yang investasi membangun Pertashop kemudian pemerintah desa yang menjalankan atau pemerintah desa melalui BUMDES yang investasi sekaligus menjadi pengelola dengan keuntungan menarik,” kata dia.

Dia melanjutkan, apabila investasi ditanggung desa keuntungan bersih per bulan yang diperoleh yakni sekitar Rp3-7,5 juta untuk Gold, Rp4,75-12,5 juta untuk Platinum, dan Rp14-28 juta untuk Diamond. Sementara jika investasi oleh Pertamina, perolehan keuntungan per bulannya sekitar Rp2,5-5,3 juta untuk Gold, Rp4-8,5 juta untuk Platinum, dan Rp10,7-19 juta untuk Diamond.

Pertashop sendiri memiliki tiga jenis kategori yakni Gold, Platinum, dan Diamond. Pertashop jenis Gold berkapasitas penyaluran 400 liter per hari dengan luasan lahan yang dibutuhkan sekitar 144 meter persegi. Lokasi dari desa ke SPBU, lebih dari 10 kilometer atau sesuai dengan hasil evaluasi. Investasi Pertashop Gold mencapai sekitar Rp300 juta.

Adapun jenis Platinum, berkapasitas penyaluran 1.000 liter per hari, memiliki tangki penyimpanan 10 kl luas lahan 200 meter persegi, dan lokasinya di kecamatan yang belum terdapat SPBU. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp500 juta. Sementara jenis Diamond berkapasitas penyaluran 3.000 liter per hari, memiliki tangki timbun 10 kl luas lahan 500 meter persegi, dan berlokasi di kecamatan yang belum terdapat SPBU. Pertashop jenis ini diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp700 juta.

Mas'ud menjamin, investasi membangun Pertashop tidak memberatkan pemerintah desa. Kebutuhan investasinya sekitar Rp300-800 juta tergantung besaran kapasitas dan luas Pertashop. Disamping itu, Pertamina juga membuka peluang kerja sama dengan perorangan maupun UKM.

“Tapi utamanya kami menawarkan kepada pemerintah desa terlebih dahulu. Kalau tidak mau bisa UKM atupun perorangan,” kata dia.

Dia menjelaskan, SPBU mini tersebut akan menyalurkan BBM dengan kualitas oktan atau RON 92 setara Pertamax. Terkait harganya, kata dia, sama dengan yang dipasarkan di SPBU besar. “Itu sesuai dengan kesepakatan global bahwa kita ke depan harus mendistribusikan BBM yang sehat dengan menjual RON 92,” kata dia.

Tidak hanya itu, pembangunan Pertashop juga sesuai dengan standar keselamatan seperti membangun SPBU besar. Pembangunan Pertashop melibatkan sinergi dengan PT Len Industri (Persero), PT Pindad (Persero), serta PT Barata Indonesia (Persero). Len Industri sendiri, imbuhnya, berperan dalam penyediaan dan fabrikasi sarana dan prasarana Pertashop sesuai dengan standar dan spesifikasi yang ditetapkan Pertamina.

“Keselamatan menjadi perhatian utama kami karena menyangkut bahan bakar. Untuk harganya, kami pastikan sama dengan SPBU Pertamina dan takaran BBM dijamin akurat,” kata dia.

Dia berharap kehadiran SPBU mini tersebut mampu menjadi penggerak ekonomi di pedesaan. Selain Pertashop, kata dia, pemerintah desa dapat mengembangkan toko retail supaya lebih menarik dengan menjual makanan ataupun kerajinan khas lokal. “Jadi ujungnya di desa akan terjadi pergerakan ekonomi. Semua pihak akan mendapatkan manfaat baik Pertamina maupun Kemendagri di masing masing daerah lokasi,” kata dia.

Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri Nata Irawan mengatakan pembangunan Pertashop dapat menggunakan dana desa yang digelontorkan APBN mencapai Rp1 miliar per tahun. Ia pun optimistis jika dikelola dengan baik SPBU mini tersebut mampu menggerakkan ekonomi desa.

Pihaknya pun siap melakukan pembinaan pengelolaan keuangan kepada seluruh pemerintah desa supaya kehadiran Pertashop dapat benar-benar bermanfaat bagi perekonomian desa. Kemendagri akan menggerakan selurub Camat untuk ikut melakukan pembinaan.

“Jangan sampai ketika dibangun Peetashop pemerintah desa tidak memahami pengelolaan keuangan. Jadi harapannya pengelolaan keuangan pertashop dapat masuk kas desa yang ujungnya ikut menggerakkan ekonomi,” kata dia.

Nata juga meminta kepada pemerintah daerah untuk mendukung program SPBU mini tersebut. Dia meminta supaya Pemda tidak menghambat pembangunan Pertashop. Selain itu, dia juga menekankan agar pembangunan Pertashop ini tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

“Kita berharap, Pemda tidak menghambat perizinan Pertashop dan berharap Pemda mendukung program ini. Ini murni untuk kepentingan membangun desa,” kata dia.

Dikesempatan awal, pihaknya akan melakukan verifikasi desa-desa mana saja untuk dapat segera membangun Pertashop. Menurut dia ada ratusam desa yang siap dibangun Pertashop.

“Kami verifikasi awal ada 500 desa, yang menurut kami memenuhi syarat dibangun Pertashop karena menang lomba. Sementara ada sekitar 124 desa dengan harapan akan diberikan pelatihan khusus untuk memahami pengelolaan keuangan desa,” kata dia.

Kepala Dinas Pemberdayaan Desa Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Bali Putu Anom Agustina mengatakan kehadiran Pertashop akan memberikan akses energi yang lebih mudah bagi desa-desa yang jauh dari SPBU besar. Konsep lembaga penyur baru tersebut juga akan menciptakan ketersediaan energi yang handal di desa-desa dengan mempertimbangkan aspek keterjangkauan, lingkungan dan berkelanjutan.

“Untuk itu kami berharap, Pertashop ini mampu membangun ekonomi masyarakat desa khususnya di Bali,” kata dia.

Sebagai informasi, pada 2019 lalu, Pertashop telah dibangun di 60 titik yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6772 seconds (0.1#10.140)