Pembentukan Holding Pesantren Didorong BI Jabar

Sabtu, 29 Februari 2020 - 19:12 WIB
Pembentukan Holding Pesantren Didorong BI Jabar
Pembentukan Holding Pesantren Didorong BI Jabar
A A A
BANDUNG - Bank Indonesia (BI) mendorong terbentuknya holding pesantren di Jawa Barat (Jabar) dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren sebagai basis arus ekonomi di Indonesia. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan, pihaknya mendorong terbentukan holding pesantren di Jawa Barat. Tujuannya untuk mendukung pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mandiri.

"Selain itu, pembentukan holding pesantren juga mendorong lahirnya aktivitas unit usaha pesantren dalam skala yang lebih luas. Ini juga sejalan dengan strategi pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang digagas Gubernur Jabar Pak Ridwan Kamil," kata Herawanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/2/2020).

Karena sebagaimana diketahui, saat ini Pemprov Jabar sedang menggencarkan program kemandirian pesantren melalui program One Pesantren One Produk (OPOP). Program tersebut diharapkan dapat dijalankan oleh sekitar 1074 pondok pesantren yang ada di Jawa Barat. Sementara secara nasional, Bank Indonesia telah membimbing lebih dari 300 pesantren sejak 2017.

Menurut dia, program holding pesantren juga mendorong integrasi bisnis antar pesantren dan antar wilayah di seluruh Indonesia. Mendorong peningkatan kapasitas ekonomi pesantren, variasi sumber pendanaan pesantren sebagai lembaga pendidikan agar tidak hanya menggantungkan kepada dana internal.

"Kalau ini berwujud, kami berharap bisa melahirkan terbentuknya pasar bersama melalui pemanfaatan potensi antar pesantren terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan sendiri. Dari situ, diharapkan meningkatkan perdagangan antar pesantren," pungkas dia.

Jika ekosistem itu terbangun, diharapkan terjadi peningkatan akses ke lembaga keuangan syariah baik komersial maupun sosial dan utilisasi dana zakat infak sodakoh dan wakaf. Sehingga holding ekonomi pesantren ini dapat memberikan berkontribusi luas (inklusif) dan menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Gagasan itu kata dia, telah disampaikan saat menggelar pertemuan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Ittifaq Ciwidey pada Jumat (28/2). Pihaknya bertemu dengan KH Fuad Affandi yang juga Kepala Ponpes Al Ittifaq. Ponpes Al Ittifaq merupakan salah satu ponpes pionir di Jawa Barat yg berfokus pada pengembangan sektor pertanian, yang diharapkan dapat menjadi penggerak pondok pesantren lainnya.

Kata dia, selain pesantren ini, juga ada pesantren lainnya yang memiliki potensi yang sama untuk mendukung pembentukan produk pertanian unggulan pada holding pesantren Jawa Barat. Sehingga pada akhirnya dapat memenuhi permintaan pasar atas produk pertanian berkualitas tinggi.

BI Jawa Barat, kata Herawanto, sebagai akselerator di daerah perlu memastikan potensi pengembangan unit usaha sesuai dengan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Salah satunya di Jawa Barat adalah sektor Pertanian/Agrobisnis.

Potensi permintaan pasar atas kualitas produk pertanian ini, yang tinggi saat ini tidak hanya datang dari wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, namun juga dari luar negeri. Tantangan lainnya, ujar dia, terutama terkait sertifikasi halal produk, digitalisasi, kolaborasi organisasi dan produk unggulan dari holding pesantren Jawa Barat.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.3982 seconds (0.1#10.140)