Inflasi Bulan Maret Diperkirakan Meningkat Dipicu Panic Buying

Senin, 02 Maret 2020 - 20:32 WIB
Inflasi Bulan Maret Diperkirakan Meningkat Dipicu Panic Buying
Inflasi Bulan Maret Diperkirakan Meningkat Dipicu Panic Buying
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,28%. Kenaikan harga bahan makanan seperti bawang putih menjadi penyebab terjadinya laju inflasi pada Februari 2020.

Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto menyebut, jika menilik kontributor utama inflasi Februari 2020 adalah dari kelompok makanan minuman dan tembakau, ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, sebagian orang terkendala daya belinya oleh berbagai alasan. Kedua, sebagian orang punya uang tapi tidak berniat untuk membeli barang atau menunda pembelian oleh berbagai sebab.

"Jika demikian, kebijakan fiskal harus lebih diprioritaskan eksekusinya untuk mendongkrak daya beli dari sisi demand, karena sejauh ini kebijakan moneter sudah berjalan untuk menguatkan sisi supply," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/3/2020).

Sinkronisasi kebijakan fiskal dengan moneter mutlak harus dijalankan selaras untuk menggairahkan perekonomian terutama dari sisi demand. Kebijakan fiskal yang kontra siklus atau counter cyclical menjadi penting dikerjakan untuk mengimbangi kebijakan moneter akomodatif yang sudah dirilis sejak tahun lalu.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyebut, inflasi sebenarnya relatif rendah meski bukan kabar baik. Dia memandang kondisi ini mencerminkan dampak corona sudah terasa dari sisi permintaan.

"Hal ini ditunjukkan dari inflasi inti atau core inflation bulan Februari hanya mencapai 0,14% pertanda dorongan dari sisi permintaan lemah," kata Bhima.

Meskipun terjadi tekanan pasokan khususnya impor, tapi pedagang masih menahan kenaikan harga. Pasalnya, permintaan sedang lesu, sehingga ada kekhawatir jika pedagang buru-buru menaikkan harga maka omset akan anjlok.

Faktor lain adalah ketersediaan stok pangan bulan Februari masih mengandalkan impor beberapa bulan sebelumnya, dimana corona belum berdampak pada gangguan rantai pasok impor.

Bhima memperkirakan inflasi mulai meningkat bulan Maret karena ada prilaku masyarakat memborong bahan kebutuhan pokok karena panik (panic buying). "Perlu diwaspadai juga aksi aksi penimbunan dari spekulan yang memanfaatkan kepanikan masyarakat," ungkap dia.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0987 seconds (0.1#10.140)