IMF Siapkan Dana Pinjaman Rp16.000 Triliun untuk Negara Terimbas Corona

Rabu, 25 Maret 2020 - 11:01 WIB
IMF Siapkan Dana Pinjaman...
IMF Siapkan Dana Pinjaman Rp16.000 Triliun untuk Negara Terimbas Corona
A A A
JAKARTA - Organisasi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) siap menggelontorkan dana pinjaman untuk membantu negara-negara di dunia dalam menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva mengatakan, kondisi saat ini jauh lebih buruk dari krisis ekonomi yang terjadi pada 2008. Namun diharapkan saat ini seluruh negara bisa meningkatkan kebijakan untuk pemulihan Covid-19.

"Biaya manusia dari pandemi corona sudah beragam dan semua negara perlu bekerja sama untuk melindungi orang dan membatasi kerusakan ekonomi," ujar Kristalina dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (25/3/2020).

Dia melanjutkan prospek pertumbuhan global untjk 2020 itu negatif. Dampak ekonomi akan parah, tetapi semakin cepat virus berhenti, semakin cepat dan kuat pemulihannya.

"Pertama, prospek pertumbuhan global untuk 2020 itu negatif, resesi, setidaknya sama buruknya dengan krisis keuangan global atau lebih buruk. Tetapi kami mengharapkan pemulihan pada tahun 2021. Untuk sampai ke sana, sangat penting untuk memprioritaskan penahanan dan memperkuat sistem kesehatan dimana-mana. Dampak ekonomi akan parah, tetapi semakin cepat virus berhenti, semakin cepat dan kuat pemulihannya," katanya.

IMF menyatakan sangat mendukung tindakan fiskal luar biasa yang telah dilakukan banyak negara untuk meningkatkan sistem kesehatan dan melindungi pekerja dan perusahaan yang terkena dampak. Kami menyambut baik langkah bank sentral utama untuk melonggarkan kebijakan moneter. Upaya yang berani ini tidak hanya untuk kepentingan masing-masing negara, tetapi juga untuk ekonomi global secara keseluruhan. Bahkan lebih banyak akan dibutuhkan, terutama di bidang fiskal.

Dia menambahkan, sejumlah negara berkembang maupun negara berpenghasilan rendah, menghadapi tantangan yang semakin berat. Utamanya terkait aliran modal asing keluar atau capital outflow.

"Kedua, ekonomi maju umumnya dalam posisi yang lebih baik untuk merespons krisis, tetapi banyak pasar negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah menghadapi tantangan yang signifikan. Mereka sangat terpengaruh oleh aliran modal keluar, dan aktivitas domestik akan sangat terpengaruh ketika negara-negara menanggapi epidemi," katanya.

Dia menyebutkan investor telah mengeluarkan USD83 miliar dari pasar negara berkembang sejak awal krisis. Adapun aliran modal keluar terbesar yang pernah tercatat.

"Kami khususnya prihatin dengan negara-negara berpenghasilan rendah dalam kesulitan utang, suatu masalah yang kami kerjakan erat dengan Bank Dunia," jelasnya.

Dia pun memusatkan pengawasan bilateral dan multilateral pada krisis ini dan tindakan kebijakan untuk meredam dampaknya. "Kami akan secara besar-besaran meningkatkan keuangan darurat, hampir 80 negara meminta bantuan kami dan kami bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya untuk memberikan tanggapan terkoordinasi yang kuat," jelasnya.

Dia pun menyatakan kesiapan IMF untuk mengguyur pinjaman sebesar USD1 triliun (sekitar Rp16.000 triliun dengan kurs Rp16.000/USD) ke negara anggota, khususnya negara berkembang, berpenghasilan rendah, dan menengah. "Kami menyambut janji yang sudah dibuat dan meminta orang lain untuk bergabung. Kami siap untuk mengerahkan semua kapasitas pinjaman USD1 triliun," jelasnya.

Dia pun menambahkan IMF juga menyiapkan opsi lain untuk negara berkembang dan berpenghasilan rendah-menengah. Salah satunya membuat alokasi Special Drawing Right (SDR) atau aset cadangan mata uang asing, sehingga likuiditas negara tersebut bertambah.

"Ini adalah keadaan luar biasa. Banyak negara sudah mengambil tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami di IMF, bekerja dengan semua negara anggota kami, akan melakukan hal yang sama. Mari kita berdiri bersama melalui keadaan darurat ini untuk mendukung semua orang di seluruh dunia," tegasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1166 seconds (0.1#10.140)