CERI Soroti Kompetensi Bidder Proyek Olefin TPPI di Tuban

Senin, 28 September 2020 - 14:54 WIB
loading...
CERI Soroti Kompetensi Bidder Proyek Olefin TPPI di Tuban
CERI menyoroti kompetensi dan rekam jejak peserta lelang yang lolos proses tender pengembangan proyek olefin di PT TPPI di Tuban. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Energy and Resource Indonesia (CERI) Yusri Usman menyoroti kompetensi dan rekam jejak peserta lelang (bidder) yang lolos proses tender pengembangan proyek olefin di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban. Yusri menilai akan terjadi inefisiensi jika proyek bernilai Rp50 triliun ini digarap oleh pihak yang kurang kompeten.

PT Pertamina (Persero) saat ini masih dalam proses tender yang dibuka sejak Februari 2020 dan belum lama ini sudah mendapatkan dua peserta tender terbaik, yaitu Konsorsium JO Hyundai Engineering dan Konsorsium Technip.

Tender proyek ini sebelumnya diikuti oleh 4 konsorsium, yaitu Konsorsium Daelim Industrial-PT Wijaya Karya-McDermott Indonesia; Konsorsium JO Hyundai Engineering Co. Ltd-Saipem SpA-PT Rekayasa Industri-PT Enviromate Technology International; Konsorsium GS E&C-PT Adhi Karya-Technimont SpA; dan Konsorsium Technip-PT Tripatra-Samsung Engineering.

(Baca Juga: Bersama Jo Hyundai, Rekind Lolos Tender Proyek TPPI Olefin Complex)

"Di dokumen prakualifikasi (PQ) disebutkan harus yang berpengalaman dan punya rekam jejak. Lebih bagus Technip, punya lebih banyak rekam jejak," kata Yusri melalui keterangan pers, Senin (28/9/2020), merujuk pada dua peserta tender terbaik yang lolos proses tender belum lama ini.

Berdasarkan rekam jejak, salah satu bidder yang lolos proses tender, yaitu Hyundai Engineering, menurutnya mempunyai rekam jejak yang kurang baik di proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan. Penunjukkan EPC yang tidak memiliki rekam jejak baik di Kilang RDMP Balikpapan, menurutnya membuat Pertamina kehilangan kepercayaan dari para investor yang semula berniat untuk menanamkan modalnya di proyek ini.

"Maka dari itu, proses seleksi EPC harus benar-benar transparan dan terjamin mendapatkan EPC dengan penguasaan teknologi, pengalaman dan harga yang terbaik. Pengalaman dan rekam jejak EPC sangat menentukan keberhasilan pembangunan dan investasi Pertamina di proyek-proyek strategis nasional, yakni Grass Root Refinery (GRR), RDMP dan Olefin plant," ujarnya.

Yusri juga mengutip pernyataan dari Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama yang sempat viral belum lama ini terkait pembangunan kilang. Ahok mengibaratkan pembangunan kilang sebagai mobil Formula 1 dan mempertanyakan bagaimana mungkin sopir gocart yang membangun kilang.

Sebagai perbandingan, kata dia, peserta lelang lain yang tidak lolos proses tender memiliki pengalaman dan rekam jejak yang lebih baik. Sumber dari Konsorsium GS E&P yang tidak ingin disebutkan identitasnya menyatakan bahwa GS E&P sudah berpengalaman membangun 14 pabrik olefin di 8 negara di dunia.

Dengan dasar ini, Yusri menegaskan agar proyek pembangunan komplek olefin di TPPI Tuban harus memperhatikan rekam jejak dan kompetensi para peserta tender. Karena jika tidak, Yusri menilai akan terjadi inefisiensi baik selama proses pembangunan hingga ke harga produknya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0945 seconds (0.1#10.140)