Gawat, Kejahatan Digital Perbankan Bakal Meningkat di 2021

Rabu, 30 September 2020 - 12:27 WIB
loading...
Gawat, Kejahatan Digital Perbankan Bakal Meningkat di 2021
Tipe kejahatan dengan model money mule diprediksi akan meningkat drastis di tahun 2020 hingga 2021 yang berdampak pada konsumen sektor perbankan dan finansial. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - GBG selaku perusahaan teknologi global dalam Manajemen Fraud dan Compliance melakukan penelitian bahwa tingkat fraud atau kejahatan penipuan di Indonesia tidak menunjukkan adanya penurunan. Bahkan, tipe kejahatan dengan model money mule diprediksi akan meningkat drastis di tahun 2020 hingga 2021 yang berdampak pada konsumen sektor perbankan dan finansial.

(Baca Juga: Perkuat Perbankan, OJK Lakukan Pengawasan Berlapis )

APAC Managing Director GBG June Lee mengatakan, pandemi Covid-19 dan implementasi PSBB mendorong konsumen institusi finansial untuk menggunakan aplikasi seluler dan situs online untuk mengakses produk dan layanan keuangan menjadi faktor peningkatan fraud .

"Salah satu contoh terbesar adalah layanan pinjaman online (pinjol) yang kini menjadi prioritas teratas bagi 43% institusi finansial di Indonesia untuk tahun 2020-2021 dalam menyediakan akses cepat ke pinjaman apabila PSBB diperpanjang. Hal ini terbukti dengan terakselerasinya produk pinjaman online di Indonesia yang melampaui negara-negara lain di Asia Pasifik tahun ini, maka adanya fraud makin tinggi," ujar June dalam diskusi virtual, Rabu (30/9/2020).

Kata dia, pemalsuan Identitas (55%) dan Pencurian Identitas (53%) masuk bersama-sama dengan money mule dalam jenis fraud dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di Indonesia tahun ini. Melihat hal ini, institusi finansial di Indonesia disarankan untuk lebih menjaga keamanan digital nasabahnya.

(Baca Juga: Cegah Kejahatan di ATM, Bank Disarankan Sewa Hakcer untuk Mengetesnya )

"Kebutuhan untuk segera melakukan transisi dan mendukung adopsi layanan keuangan digital merupakan tantangan terbesar bagi institusi finansial di Indonesia," ungkapnya.

Sambung June menambahkan, saat ini intituisi finansial di Indonesia tengah memerangi penipuan dan serangan siber yang semakin rumit dan berkembang pesat. "Ini bersamaan dengan meningkatnya penggunaan internet," bebernya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1516 seconds (0.1#10.140)