Yes, MIND ID Kini Punya Kuasa di Perusahaan Tambang Nikel Terbesar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut baik keberhasilan Mining Industry Indonesia (MIND ID) sebagai holding BUMN industri minerba yang telah menuntaskan transaksi pembelian 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang dimiliki Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM).
Dalam transaksi yang berlangsung, VCL telah melepas sahamnya sebesar 14,9% dan SMM sebesar 5,1% seharga Rp 2.780 per lembar saham atau senilai total Rp5,52 triliun. Dengan selesainya transaksi ini, kepemilikan saham di INCO berubah menjadi Vale Group 44,34%, MIND ID 20,00%, SMM 15,03%, Sumitomo Corporation 0,14%, dan publik 20,49%. ( Baca juga:Saat Penjualan Eceran di Wilayah Anies Terjungkal, di Kota Risma Malah Naik )
"Dengan transaksi ini, kami berhasil menambah lagi kepemilikan negara di sektor pertambangan," ujar Erick di Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Dia melanjutkan, Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia sehingga transaksi saham Vale Indonesia menjadi bagian penting dalam hilirisasi industri pertambangan nasional yang punya peran strategis dalam industri nikel global.
"Ini juga langkah bagus untuk memperkuat value chain di Indonesia, serta pengembangan industri baterai untuk mobil listrik sebagai bagian proses transformasi sistem energi," ujar Menteri Erick Thohir. ( Baca juga:Koalisi Buruh Migran Sebut Arus Deportasi PMI dari Sabah Meningkat Sejak Juni 2020 )
Menteri BUMN menambahkan, pembelian saham INCO sesuai dengan mandat BUMN untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan juga hilirisasi industri pertambangan nasional, terutama nikel domestik sehingga akan menghasilkan nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu.
Dengan menjadi pemegang saham terbesar kedua, MIND ID akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir nikel Indonesia.
"Baik untuk hilirisasi industri nikel menjadi stainless steel, maupun menjadi baterai kendaraan listrik," katanya.
Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery, terbesar dunia yang menguasai 27% kebutuhan pasar global. Sejak kebijakan ekspor nikel dilarang per 1 Januari 2020, MIND ID ditantang untuk melakukan inovasi dan restrukturisasi model bisnis dalam industri ini. Sekaligus meningkatkan value chain dari nikel Nusantara yang berlimpah.
Dalam transaksi yang berlangsung, VCL telah melepas sahamnya sebesar 14,9% dan SMM sebesar 5,1% seharga Rp 2.780 per lembar saham atau senilai total Rp5,52 triliun. Dengan selesainya transaksi ini, kepemilikan saham di INCO berubah menjadi Vale Group 44,34%, MIND ID 20,00%, SMM 15,03%, Sumitomo Corporation 0,14%, dan publik 20,49%. ( Baca juga:Saat Penjualan Eceran di Wilayah Anies Terjungkal, di Kota Risma Malah Naik )
"Dengan transaksi ini, kami berhasil menambah lagi kepemilikan negara di sektor pertambangan," ujar Erick di Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Dia melanjutkan, Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia sehingga transaksi saham Vale Indonesia menjadi bagian penting dalam hilirisasi industri pertambangan nasional yang punya peran strategis dalam industri nikel global.
"Ini juga langkah bagus untuk memperkuat value chain di Indonesia, serta pengembangan industri baterai untuk mobil listrik sebagai bagian proses transformasi sistem energi," ujar Menteri Erick Thohir. ( Baca juga:Koalisi Buruh Migran Sebut Arus Deportasi PMI dari Sabah Meningkat Sejak Juni 2020 )
Menteri BUMN menambahkan, pembelian saham INCO sesuai dengan mandat BUMN untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan juga hilirisasi industri pertambangan nasional, terutama nikel domestik sehingga akan menghasilkan nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu.
Dengan menjadi pemegang saham terbesar kedua, MIND ID akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir nikel Indonesia.
"Baik untuk hilirisasi industri nikel menjadi stainless steel, maupun menjadi baterai kendaraan listrik," katanya.
Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery, terbesar dunia yang menguasai 27% kebutuhan pasar global. Sejak kebijakan ekspor nikel dilarang per 1 Januari 2020, MIND ID ditantang untuk melakukan inovasi dan restrukturisasi model bisnis dalam industri ini. Sekaligus meningkatkan value chain dari nikel Nusantara yang berlimpah.
(uka)