Melek Digital, 'Si Cemplon' dari Bogor Melenggang ke Malaysia dan Singapura

Minggu, 11 Oktober 2020 - 13:11 WIB
loading...
Melek Digital, Si Cemplon dari Bogor Melenggang ke Malaysia dan Singapura
Novvy Natalia, pelaku UMKM asal Bogor, berhasil menghantarkan produk camilannya menembus pasar Malaysia dan Singapura. Foto/Dok KKP
A A A
JAKARTA - Produk UMKM terbukti bisa menembus pasar mancanegara berkat inovasi pemasaran digital. Inilah yang dialami Novvy Natalia, pelaku UMKM asal Bogor, yang berhasil menghantarkan produk camilannya menembus pasar Malaysia dan Singapura.

Berkat ketekunannya merintis "Si Cemplon", produk olahan kentang rasa seafood milik UMKM binaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu kini bisa ditemui di sejumlah gerai ritel di Ibu Kota dan masuk pasar dua negara tetangga tersebut.

"Sebelum menjadi binaan KKP, saya memang penyuka ikan dari kecil. Jadi saya berpikir bagaimana menciptakan produk yang bukan dari ikan utuh, tapi modifikasi dari produk pertanian dengan perikanan," ujarnya, Sabtu (10/10/2020). (Baca juga: Alasan Omnibus Law Buru-buru Disahkan, Edhy Prabowo: Sudah Ditunggu Nelayan )

Melalui produknya, Novvy mengaku ingin mengajarkan anak-anak untuk memakan camilan sehat rasa ikan. Pikiran tersebut terlintas setelah dia terenyuh melihat anak saudaranya yang berkebutuhan khusus, memiliki pantangan makan makanan yang mengandung gula dan monosium glukamat (MSG).

Dia pun bertekad untuk membuat makanan sehat yang bisa dikonsumsi oleh siapapun. "Akhirnya saya memilih kentang yang dicampur bubuk hasil laut dan tanpa MSG, jadi aman dimakan siapa saja," urainya.

Memulai usaha sejak tahun 2017, Novvy kemudian mengikuti pelatihan "UMKM Go Digital" yang KKP pada tahun 2018. Setelah pelatihan tersebut, dia pun mulai rajin memasarkan produknya ke market place selain rutin mengikuti pameran produk UMKM.

Namun, peruntungan Novvy berubah saat memasuki pandemi Covid-19. Saat sejumlah usaha mengalami penurunan, penjualan "Si Cemplon" justru meningkat drastis.

"Awal-awal memang berat ya di (pasar) online, kita mengharapkan pecah telur saja susah bukan main. Lucunya, setelah covid-19, akun saya justru menjadi star seller di bulan April. Bulan Juni, kenaikan (penjualan) di marketplace malah naik sampai di atas 300%," tuturnya.

Kebanggaan Novvy bertambah ketika produknya juga bisa diakses oleh salah satu market place yang telah menjangkau Malaysia dan Singapura. Dia pun sering mendapat orderan dari pemasaran secara daring tersebut. "Alhamdulillah jadi saya tetap bisa berekspansi walaupun dalam kondisi Covid-19," sambungnya.

Saat ini, Novvy menggandeng 10 tetangganya untuk membentuk kelompok dan ikut berjualan produk olahan ikan. Dia berharap, dari berjualan produk olahan ikan, orang-orang terdekatnya bisa bertahan di masa pandemi dengan memanfaatkan pasar digital.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1560 seconds (0.1#10.140)