Ekonomi Minus Imbas Corona, Pengangguran Bisa Bengkak Jadi 13 Juta

Rabu, 21 Oktober 2020 - 18:30 WIB
loading...
Ekonomi Minus Imbas Corona, Pengangguran Bisa Bengkak Jadi 13 Juta
Pencari kerja memadati bursa kerja di Gedung Balai Kartini, Kuningan, Jakarta. Foto/Dok SINDOphoto/Yulianto
A A A
JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) membuat ekonomi Indonesia terancam minus pada tahun ini. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun pada kisaran minus 1,7% hingga 0,6%.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, ekonomi Indonesia yang minus pada tahun ini akan berdampak ke beberapa hal. Salah satunya adalah angka kemiskinan yang akan semakin bertambah seiring pengangguran yang meningkat.

“Seperti kita ketahui bersama juga berdasarkan data Kementerian Keuangan, perekonomian Indonesia pada akhir tahun ini akan mengalami kontraksi antara minus 1,7% sampai 0,6%. Tentunya ini akan berdampak terhadap banyak hal. Pertama peningkatan kemiskinan seiring peningkatan pengangguran,” ujarnya dalam acara outlook 2021 secara virtual, Rabu (21/10/2020).

( )

Menurut Rosan, saat ini saja terdapat sekitar 7 juta pengangguran di Indonesia. Ditambah lagi, akibat pandemi Covid-19, akan bertambah sekitar 5 juta hingga 6 juta pengangguran yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

“Kita ketahui bersama pengangguran terbuka 7 juta dan diperkirakan akan menambah 5 juta sampai 6 juta akibat Covid-19 ini, sehingga total menjadi 13 juta,” ucapnya.

Tak hanya itu, minusnya pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada perdagangan. Apalagi, 10 mitra dagang Indonesia mengalami kontraksi yang begitu besar akibat pandemi ini.

“Dan kita lihat juga dari angka perdagangan kita dari 10 trading partner kita mengalami kontraksi walau China dan Amerika Serikat (AS) relatif tidak besar tetapi tetap kontraksi,” ucapnya.

( )

Sementara itu, sektor industri juga akan terkena imbas, terlihat dari 15 sektor industri yang mengalami kontraksi. Meskipun ada beberapa bidang seperti pertanian yang masih mengalami pertumbuhan.

“Kita lihat juga di industri rata-rata mengalami penurunan atau kontraksi. Dari 15 sektor industri, semua mengalami kontraksi. Walaupun di bidang yang paling besar seperti pertanian masih mengalami pertumbuhan tapi relatif masih sangat kecil,” jelasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1962 seconds (0.1#10.140)