Bank Dunia Dukung Perikanan Berkelanjutan di Indonesia

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 15:19 WIB
loading...
Bank Dunia Dukung Perikanan Berkelanjutan di Indonesia
Bank Dunia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mendukung perikanan berkelanjutan di sektor pesisir. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Bank Dunia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia meluncurkan Coastal Fisheries Initiative Challenge Fund dengan pembiayaan sebesar USD1 juta dari Global Environment Facility. Challenge Fund ini akan mendukung investasi berkelanjutan di sektor perikanan pesisir Indonesia.

Practice Manager untuk Environment, Natural Resources and Blue Economy di Bank Dunia Ann Jeannette Glauber mengatakan tujuan dari Challenge Fund adalah untuk meningkatkan nilai ekonomi dan sosial dari sektor ini serta mendukung kesejahteraan dan mata pencaharian orang-orang yang bergantung pada perikanan pesisir.

(Baca Juga: Siasat Pelaku Bisnis Sektor Perikanan Bertahan di Saat Pandemi)

"Fokus utama dari prakarsa ini adalah pada perikanan kakap dan tuna di laut Arafura dan Sawu serta perairan kepulauan di sekitarnya," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (30/10/2020).

Pekerjaan ini dipandu oleh komite penasihat yang terdiri dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Prakarsa baru dari Indonesia Sustainable Oceans Program (ISOP) Bank Dunia ini akan bekerja dengan calon penanam modal dalam mengembangkan rencana bisnis untuk sektor perikanan yang berkelanjutan. Hal itu dilakukan dengan mempromosikan peluang investasi sektor swasta dalam sektor perikanan berkelanjutan, berbagi pembelajaran dari keberhasilan investasi di masa lalu, dan membangun kemitraan antara komunitas nelayan dan bisnis yang mengutamakan kelestarian.

Seperti diketahui Indonesia adalah penghasil perikanan terbesar kedua di dunia. Sektor ini menghasilkan sekitar USD4,1 miliar pendapatan ekspor tahunan, menunjang lebih dari 7 juta pekerjaan, dan menyediakan lebih dari 50% protein hewani bagi Indonesia.

(Baca Juga: Pandemi Pukul Sektor Perikanan Dari Hulu Hingga Hilir)

Namun, industri ini menghadapi ketidakpastian, dengan sebagian stok perikanan pesisir berisiko terhadap penangkapan berlebih dan pengelolaan, termasuk adanya keterbatasan rencana pengelolaan yang efektif, data dan penelitian yang tidak memadai, dan terbatasnya peluang untuk melakukan investasi pada penangkapan ikan yang bertanggung jawab secara sosial maupun lingkungan.

Makanan laut yang disediakan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial maupun lingkungan tidak hanya mendukung keberadaan populasi ikan dan habitat laut yang sehat, tetapi juga dianggap bernilai lebih tinggi di pasar internasional. Sehingga bisa meningkatkan pendapatan bagi masyarakat pesisir yang terlibat dalam industri ini, serta mendukung usaha yang menguntungkan dalam jangka panjang.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1676 seconds (0.1#10.140)