BPH Migas Jalin Sinergi dengan KAI, PGN, Pertamina dan Per tagas Niaga

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 14:21 WIB
loading...
A A A
Direktur Komersial PT PGN LNG Adi Sangga Prasetya sebagai pelaku industri menyatakan kesiapan dan mendukung konversi BBM ke LNG pada KAI. Menurutnya pada bulan Juli 2020 sudah ada MoU lanjutan dengan PT KAI. Terkait dengan penyediaan LNG untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar industri di pulau jawa termasuk untuk KAI saat ini sedang dibangun Terminal LNG Jatim di Teluk Lamong, Gresik, yang merupakan sinergy antar BUMN yaitu PGN LNG dengan Pelindo III.

Saat ini progres pembangunannya telah mencapai 90% dan dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal 2 tahun 2021. Sumber pasokan LNG berasal dari Bontang yang diangkut dengan kapal tanker. Dari Terminal LNG Jatim akan distribusikan ke pipa gas atau langsung disalurkan ke konsumen dengan lSO container. Posisi pelabuhan Teluk Lamong berdekatan dengan jaringan kereta di Surabaya dan Gresik, juga sangat mendukung untuk suplay LNG untuk KAI sekaligus PT KAI bisa berperan dalam penyaluran/pengangkutan LNG dengan Iso Container.

"Ada benefit tambahan jika pengangkutan ISO container dilakukan oleh KAI karena keberadaan posisi strategis KA yang memiliki jaringan stasiun point to point" jelas Adi Sangga.

Sementara itu Dirut PT. Pertagas Niaga, Linda Sunarti menjelaskan telah dilakukan percobaan penggunaan LNG untuk KAI tahap pertama dan kedua di Bandung. Tahap pertama untuk gerbong dan yang kedua untuk lokomotifnya. Secara keekonomian saat percobaan ada beberapa kendala terkait kesiapan suplay LNG. Nantinya jika diterapkan harus terintegrasi semua. Sebab, jika itu belum, maka bukan efisiensi yang didapatkan, tetapi justru aktivitas KA bisa terganggu. Linda menyatakan pada intinya apabila secara komersial penggunaan LNG pada KAI dinilai layak diniagakan, maka PT. Pertagas Niaga siap menyambutnya.

Direktur Pengelolaan Sarana PT KAI Azahari mengungkapkan bahwa Rencana Penggunaan LNG sebagai bahan bakar Kereta Api ini telah dimulai sejak tahun 2015 yang ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (“PT KAI”) pada 28 Agustus 2015 tentang kerjasama bisnis dalam sinergi BUMN dimana salah satu lingkupnya adalah pelaksanaan konversi HSD menjadi Diesel Dual Fuel (“DDF”) LNG. Hal ini untuk mendukung Program Pemerintah dalam rangka untuk kedaulatan energi, diversifikasi energi dengan melakukan konversi pemakaian BBM ke Gas, dan percepatan bauran energi menggunakan bahan bakar gas.

Lebih lanjut Azahari menjelaskan telah dilakukan berbagai tahapan uji coba penggunaan LNG sebagai bahan bakar kereta api. Pada 23 November 2016 telah dilakukan uji statis di Balai Yasa Yogyakarta dengan pendampingan Tim ahli . Setelah uji statis berhasil dilakukan uji coba dinamis pada KA 25/28 (Gopar) dan Kereta Api Lokal Bandung pada Desember 2016 serta Kereta Api Harina relasi Bandung-Pasar Turi (31 Juli-5 Agustus 2017). Setelah Uji dinamis kemudian dilakukan uji statis lagi di Balai Yasa Yogyakarta pada Oktober 2017 untuk mengukur solar dengan flowmeter dan massa LNG.

Pengujian dinamis yang dilakukan membuktikan bahwa peralatan instalasi tidak mengalami kendala selama kondisi operasional, tidak terdapat kebocoran atau kerusakan. Pada saat pengujian terakhir di Balai Yasa Yogyakarta, diketahui bahwa efisiensi penggunaan DDF LNG pasti lebih rendah dibandingkan menggunakan solar murni. Subtitusi LNG dapat mencapai 80%-20%.

"Waktu uji coba hasilnya cukup bagus, tapi setelah itu penyediaan atau suplay gas tidak siap, jika itu dipakai dengan ketidasiapan suplai LNG jatuhnya menjadi mahal, dan tidak ada inisiatif dari berbagai pihak sehingga seperti hilang begitu saja tidak ada kelanjutannya" ungkap Azahari. Azahari berharap dengan pertemuan yang diinisiasi oleh BPH Migas dengan menghadirkan PGN LNG, Pertagas Niaga, dan Pertamina berharap penggunaan LNG untuk bahan bakar kereta api dapat terwujud dan KAI pasti siap mendukung apalagi untuk efisiensi.

Mengakhiri pertemuan, BPH Migas sebagai regulator akan membentuk tim khusus untuk mengawal, sinergi dan kolaborasi agar pemanfaatan LNG untuk bahan bakar Kereta Api dapat terwujud.

"Kendala suplai chain, sudah ada solusinya, sekarang sedang dibangun Terminal LNG Jatim di Teluk Lamong, Gresik , yang akan beroperasi di kuartal 2 tahun 2021" ungkap Ifan. Ifan juga mengungkapkan apabila berdasarkan hasil kajian, penggunaan LNG tidak memenuhi tekno ekonomi, BPH Migas sebagai lembaga Independen akan mengusulkan kepada Presiden agar dibuat Perpres tentang harga LNG khusus untuk kereta Api sebagai mana Perpres No. 40 tahun 2016 yang mengatur penetapan harga gas tertentu untuk industri sebesar US$ 6/MMBTU. "Kita sinergi, kolaborasi, melangkah bukan berwacana, mesti action dan saya akan kawal khusus, kalo ini berhasil, kita akan panggil Pelni dan ASDP" pungkas Ifan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0941 seconds (0.1#10.140)