Rizal Ramli Beberkan Solusi Recovery Ekonomi Tanpa Nambah Utang
loading...
A
A
A
Kelima, memanfaatkan bond yang tiga perempatnya dikuasai oleh swasta. Saat ini merupakan waktunya untuk menukar bond bunga mahal ke bunga murah dengan tempo atau tenor yang lebih panjang.
"Pemerintah Indonesia memberikan yield paling tinggi di Asia Tenggara yaitu 7,3%. Memang, sebulan lalu RI menerbitkan bond dengan yield lebih murah yaitu 4,5%. Namun di negara manapun, saat ini bond yield negatif baik di Amerika, Jepang atau Eropa," beber Rizal Ramli.
Tetapi, Rizal mengingatkan agar pemerintah jangan terburu berbangga dulu. Filipina misalnya. Negara ini menerbitkan bond pada saat yang bersamaan dengan RI. Dengan kondisi perekonomian yang lebih jelek, yield-nya hanya 2 %.
Sedangkan kalau tukar bond kita dengan jangka panjang dan bunga lebih murah, pemerintah dapat menghemat cicilan utang nyaris Rp 400 triliun. "Total penghematan dengan cara-cara di atas hampir Rp 1.000 triliun lebih, dan ini cukup untuk menyelesaikan masalah ekonomi akibat Corona tanpa berhutang lagi," jelasnya.
Namun, program hanya boleh fokus tiga hal yaitu: Rp 200 triliun untuk menyelesaikan masalah Corona, sekitar Rp 300 triliun untuk memberi makan dan memberikan bantuan melalui ATM setiap bulan sekitar Rp 600.000 - Rp 800.000 langsung dari BRI dan BNI.
"Saya tidak mau menggunakan istilah BLT (Bantuan Langsung Tunai) namun Bantuan ATM Tunai (BAT) atau Bantuan ATM Sosial (BAS), tidak berikan tunai namun disalurkan ke ATM setiap orang secara tunai," tuturnya.
Itu artinya, semua Warga Negara Indonesia (WNI) umur 17 tahun ke atas diwajibkan memiliki ATM. Rizal menyarankan agar pemerintah menunjuk BRI dan BNI. Sebab keduanya memiliki cabang di berbagai daerah. Selain itu juga memiliki satelit dan memiliki kapasitas komputer lima kali dari BCA.
Skemanya, setiap rakyat Indonesia, di atas usia 17 tahun harus punya ATM. Setiap bulan diberikan uang via ATM Rp 600.000 - Rp 800.000 untuk jangka waktu 6-8 bulan. Total dana Rp 300 triliun.
Namun, lanjut Rizal, harus dilihat balance-ATMnya, apabila kecil kurang dari Rp 500.000, maka diberikan, namun mereka yang memiliki balance tinggi misalnya yang diatas Rp 1.000.000 maka tidak usah diberikan. Sehingga memang betul-betul untuk rakyat kecil dan pekerja harian.
"Mereka akan lebih hemat. Kalau sekarang mereka diberikan paket 10 jenis, mungkin yang mereka perlukan hanya 3 jenis. Mereka akan lebih hemat dan mereka tidak keberatan untuk lock-out, tinggal di rumah, karena ada uang untuk makan," urainya.
"Pemerintah Indonesia memberikan yield paling tinggi di Asia Tenggara yaitu 7,3%. Memang, sebulan lalu RI menerbitkan bond dengan yield lebih murah yaitu 4,5%. Namun di negara manapun, saat ini bond yield negatif baik di Amerika, Jepang atau Eropa," beber Rizal Ramli.
Tetapi, Rizal mengingatkan agar pemerintah jangan terburu berbangga dulu. Filipina misalnya. Negara ini menerbitkan bond pada saat yang bersamaan dengan RI. Dengan kondisi perekonomian yang lebih jelek, yield-nya hanya 2 %.
Sedangkan kalau tukar bond kita dengan jangka panjang dan bunga lebih murah, pemerintah dapat menghemat cicilan utang nyaris Rp 400 triliun. "Total penghematan dengan cara-cara di atas hampir Rp 1.000 triliun lebih, dan ini cukup untuk menyelesaikan masalah ekonomi akibat Corona tanpa berhutang lagi," jelasnya.
Namun, program hanya boleh fokus tiga hal yaitu: Rp 200 triliun untuk menyelesaikan masalah Corona, sekitar Rp 300 triliun untuk memberi makan dan memberikan bantuan melalui ATM setiap bulan sekitar Rp 600.000 - Rp 800.000 langsung dari BRI dan BNI.
"Saya tidak mau menggunakan istilah BLT (Bantuan Langsung Tunai) namun Bantuan ATM Tunai (BAT) atau Bantuan ATM Sosial (BAS), tidak berikan tunai namun disalurkan ke ATM setiap orang secara tunai," tuturnya.
Itu artinya, semua Warga Negara Indonesia (WNI) umur 17 tahun ke atas diwajibkan memiliki ATM. Rizal menyarankan agar pemerintah menunjuk BRI dan BNI. Sebab keduanya memiliki cabang di berbagai daerah. Selain itu juga memiliki satelit dan memiliki kapasitas komputer lima kali dari BCA.
Skemanya, setiap rakyat Indonesia, di atas usia 17 tahun harus punya ATM. Setiap bulan diberikan uang via ATM Rp 600.000 - Rp 800.000 untuk jangka waktu 6-8 bulan. Total dana Rp 300 triliun.
Namun, lanjut Rizal, harus dilihat balance-ATMnya, apabila kecil kurang dari Rp 500.000, maka diberikan, namun mereka yang memiliki balance tinggi misalnya yang diatas Rp 1.000.000 maka tidak usah diberikan. Sehingga memang betul-betul untuk rakyat kecil dan pekerja harian.
"Mereka akan lebih hemat. Kalau sekarang mereka diberikan paket 10 jenis, mungkin yang mereka perlukan hanya 3 jenis. Mereka akan lebih hemat dan mereka tidak keberatan untuk lock-out, tinggal di rumah, karena ada uang untuk makan," urainya.