Menghidupkan Peluang Usaha Baru ketika Masa Pandemi

Sabtu, 07 November 2020 - 06:14 WIB
loading...
Menghidupkan Peluang Usaha Baru ketika Masa Pandemi
Bisnis kuliner sambel secara daring menjadi peluang usaha baru saat pandemi. (Foto/M. Ridwan)
A A A
DI tengah pandemi Covid-19, ada saja peluang kerja yang bisa dimanfaatkan agar kegiatan usaha tetap berjalan, bahkan berkembang. Pola pikir yang eksploratif jadi kunci agar kegiatan usaha berlanjut di tengah krisis.

Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan kegiatan ekonomi, terutama yang terdampak kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru. Namun, di tengah kondisi seperti ini, ada saja peluang usaha baru yang bisa dimanfaatkan agar kegiatan usaha tetap berjalan dan berkembang.

Wulan, 25, misalnya yang memaksimalkan potensi yang dimilikinya dengan berjulan beraneka sambal secara daring. Menurutnya, banyak orang yang menyukai sambal. Bahkan, ada yang tidak bisa makan tanpa sambal. Peluang inilah yang ia manfaatkan untuk memulai binisnya.

"Saya memanfaatkan peluang dengan menjual apa yang mayoritas orang suka, yakni sambal. Dan, ada berbagai variasi seperti sambal cumi, sambal teri, sambal tongkol, sambal bawang, dan sambal oseng mercon," tuturnya.

Dalam segi pemasaran, ia ‎memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Wulan pun menyatakan bahwa hal ini adalah peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Sambal dengan berbagai aneka variasi rasa tersebut dijual dengan harga Rp18.000 sampai Rp26.000 per botol. Dari penjualan sambalnya, dia bisa mendapatkan laba bersih mulai dari Rp4 juta sampai Rp5 juta perbulan.

Hal ini menunjukkan bahwa peluang usaha makanan yang dipasarkan melalui daring cukup menjanjikan. Salah satu faktornya adalah semakin meningkatnya kebutuhan dan gaya hidup masyarakat saat ini. Data dari Parama Indonesia, salah satu lembaga yang membantu perusahaan startup berkembang menyatakan, sektor kuliner Indonesia tumbuh rata-rata 7% hingga 14% per tahun dalam lima tahun terakhir.

Sub sektor makanan, terutama makanan yang dikemas menarik dan ready to eat memiliki pertumbuhan paling tinggi sekitar 14% per tahun dan angka tersebut akan mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Menurut Direktur Parama Indonesia Agni Pratama, peluang bisnis di sektor makanan masih akan meningkat setiap tahunnya. Hal ini dipicu karena makanan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat di kota besar.

Selain itu, pola hidup masyarakat yang bekerja hingga malam hari membuat mereka lebih sering memesan makanan ketimbang makan di rumah. Perilaku tersebut didukung oleh perkembangan teknologi dan internet.

"Daripada pulang kerja kena macet lebih baik tunggu di kantor sambil order makanan," jelas Agni.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1139 seconds (0.1#10.140)