BRG Gandeng Kemenag Edukasi Pentingnya Ekosistem Lahan Gambut

Rabu, 18 November 2020 - 22:39 WIB
loading...
A A A
Adlin mengatakan, materi hubungan manusia dengan lingkungan masih jarang dalam penyuluhan agama. “Saya berharap dalam pelatihan ini kita mendapat masukan materi yang bisa disisipkan ke Kementerian Agama dalam peningkatan kapasitas penyuluh agama di masyarakat mengenai pelestarian lingkungan dan gambut,” ucap dia.

Sementara itu, peneliti Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memaparkan kerusakan di area hutan dan lahan gambut. Meskipun Indonesia memiliki hutan terbesar ketiga, tapi penyusutan lahan ini telah terjadi secara masif.

Pada 1950 hutan Indonesia seluas 162,29 juta hektare. Tetapi, pada 2009 jumlah menyusut hingga angka 88,170 juta hektare.

“Rata-rata pengurangan hutan Indonesia mencapai 1,2 juta hektare per tahun,” kata Robert.

(Baca Juga : Prodi Pengelolaan Perkebunan Kopi Politani Pangkep Gelar Workshop)

Mengenai gambut, Robert punya catatan. Dia mengatakan gambut punya kontribusi pengurangan pemanasan global sangat tinggi sekali.

“Lahan gambut yang kurang dari 0,4% berkontribusi terhadap emisi karbondioksida sebesar 5%,” ucap dia.

Robert mengatakan kelestarian hutan dan gambut bukan hanya tanggung jawab BRG, melainkan kita semua. Dia berharap para pemuka agama bisa memberi dampak dengan pesan dan aksi yang disampaikan dalam dakwahnya.

“Pemuka agama tidak hanya menyampaikan pesan-pesan dakwah, tapi juga menunjukkan dengan tindakan. Harus searah, apa yang disampaikan, tapi juga apa yang dilihat orang-orang,” ujar dia.

Deputi Edukasi Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri mengatakan pendekatan agama merupakan bagian penting dalam restorasi gambut. Sebab, memelihara dan menjaga lingkungan bagian inheren dengan urusan agama.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3004 seconds (0.1#10.140)