Cerita Momen Wisuda Sri Mulyani, Antara Kecewa atau Terus Maju

Minggu, 22 November 2020 - 10:03 WIB
loading...
Cerita Momen Wisuda Sri Mulyani, Antara Kecewa atau Terus Maju
Menkeu Sri Mulyani berbagi momen wisuda untuk memberikan semangat di tengah upacara wisuda yang harus dilakukan secara daring pada kondisi pandemi Covid-19. Foto/Dok Sri Mulyani
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berbagi momen wisuda yang telah dilaluinya untuk memberikan semangat bagi para mereka, mahasiswa dan mahasiswi yang telah menyelesaikan studinya di saat Pandemi Covid-19. Momen upacara wisuda yang sejatinya jadi ajang meluapkan kegembiraan harus dilakukan secara daring.

Akibat pandemi Covid-19, seperti diketahui bahwa semua sekolah dan perguruan tinggi harus melakukan upacara wisuda secara daring . Momen wisuda yang seharusnya menjadi puncak bahagia bagi mahasiswa dan orang tua/keluarga untuk merayakan dan mensyukuri keberhasilan menyelesaikan masa belajar/kuliah menjadi kurang sempurna akibat Covid-19.

(Baca Juga: Rapat Bahas Duit Negara dengan DPR, Sri Mulyani Dapat Kabar Duka )

Melalui akun media sosial, Sri Mulyani menceritakan momen wisudanya sebagai upaya untuk menginspirasi yang lain. Ia menuliskan, pada Agustus 1986 - sewaktu wisuda Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, orang tua saya tidak dapat hadir karena sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah.

"Tentu membuat kebahagiaan wisuda menjadi tidak sempurna. Meski saya beruntung dapat foto dengan Menteri Pendidikan Fuad Hasan waktu itu," tulis Menkeu yang menyandang predikat Terbaik Asia tersebut.

(Baca Juga: Blak-blakan Sri Mulyani, APBN dan Semua Sektor Shock )

Kembali tahun 1992 - saat menyelesaikan program doktor (S3) ekonomi, wisuda saya di University of Illinois - Urbana Champaign Amerika Serikat tidak dihadiri orang tua karena ketiadaan biaya, namun Alhamdulillah dihadiri suami dan putri kecilku.

"Dalam hidup, sering kita tidak mendapatkan hal yang kita inginkan. Namun kita selalu punya pilihan. Mau larut kecewa dan terus tidak mampu bersyukur. Atau tetap positif dan bersyukur, dan terus menjalankan hidup dengan ikhlas dan sabar," ungkapnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1437 seconds (0.1#10.140)