Kejar Ketertinggalan di Sektor Strategis, RI Harus Lakukan Lompatan Besar

Selasa, 24 November 2020 - 18:21 WIB
loading...
Kejar Ketertinggalan di Sektor Strategis, RI Harus Lakukan Lompatan Besar
UMKM kunci sukses pemulihan ekonomi. Foto/Dok SINDOphoto/Yulianto
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan Indonesia harus melakukan transformasi dan menjalankan strategi besar di sejumlah sektor. Baik ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, hingga di sektor lingkungan.

Strategi itu diperlukan untuk melakukan lompatan-lompatan besar di tengah pandemi Covid-19 sekaligus mengejar ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara lain di sektor strategis tersebut.

Karena itu diperlukan langkah transformasi dan strategis baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Di mana, strategi jangka pendek untuk survive, jangkah menengah untuk restart, dan jangka panjang untuk inovasi.

"Momentum krisis ini bisa kita manfaatkan menjadi peluang dan lompatan bagi kita untuk mengejar ketertinggalan kita selama ini. Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental," ujar Erick dalam acara Ekonomi Outlook 2020, Jakarta, Selasa (24/11/2020).

( )

Untuk merestart perekonomian nasional, aktivitas Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi kunci suksesnya pemulihan ekonomi. Karena itu, Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM dengan memberikan perizinan tunggal. "Prioritas produk atau jasa koperasi dan UMKM minimal 40 persen dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah," kata dia.

Pada realisasi, Kementerian BUMN telah menerapkan pasar digital UMKM PaDI UMKM. PaDI UMKM sendiri merupakan platform digital guna mempertemukan BUMN dan UMKM dalam satu sistem platform digital.

( )

Dengan demikian, diharapkan pelaku UMKM dapat memperluas jaringannya secara online, meningkatkan transaksi penjualan, memiliki pengalaman dalam memasuki dunia transaksi digital, serta memperluas akses pembiayaan bagi UMKM yang memerlukan dukungan modal kerja.

Erick juga menyebut, setelah Indonesia melewati masa survive dan restart, Indonesia juga perlu melakukan inovasi agar bisa berkompetisi dengan negara- negara lain. Dari inovasi ini Indonesia bisa menghasilkan produk-produk yang mempunyai daya jual dan memiliki tingkat kualitas yang tinggi.

"Kementerian BUMN diberikan penugasan khusus untuk dari pemerintah untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan dalam rangka melakukan riset dan inovasi. Pengembangan riset dan inovasi ini sudah berjalan, sebagai contoh, pengembamgan vaksin merah putuh merupakan kerja sama antara Bio Farma dengan LIPI, UI, ITB, Airlangga, dan UGM," kata Erick.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)