Perbaiki Investasi Huu Migas, Indonesia Perlu Contoh Mesir dan Kolombia

Selasa, 24 November 2020 - 20:06 WIB
loading...
Perbaiki Investasi Huu Migas, Indonesia Perlu Contoh Mesir dan Kolombia
Perbaikan investasi hulu migas perlu mencontoh Mesir dan Kolombia. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA- Tenaga Ahli SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan Indonesia bisa bercermin dari success story di Mesir dan Kolombia dalam memperbaiki investasi hulu minyak dan gas bumi (migas).

Dia mengatakan Mesir di tahun 2015 hingga 2017 melakukan eksplorasi secara masif demi penyediaan data 3D. Upaya tersebut menggandeng lembaga geosains dunia. Hasilnya data yang ditawarkan Mesir diminati banyak investor yang tertarik.

Hasil dari proses tersebut adalah penemuan giant field mencapai 40 triliun cubic feet (tcf) gas dan telah mulai produksi. "Mereka sangat cepat melakukan reformasi dan survei 3D dengan masif lalu penemuan dan produksi," ujar Nanang di Jakarta, Selasa (24/112020).

(Baca juga:Investasi Hulu Migas Baru 50% dari Target, Bakal Digenjot dengan 9 Stimulus)

Dia mengatakan lamanya hingga tahapan produksi termasuk cepat. Proses untuk pengeborannya tidak memakan waktu hingga 3 tahun seperti di Indonesia. Selain itu, pemerintahnya juga membangun infrastruktur pipa sepanjang 200 km di Lapangan Zohor ke Meditarian LNG di daratan. "Proses efisien dan efektif ini yang ditunggu, investor butuh kecepatan," jelasnya.

Sementara di Kolombia, pihak investor juga menjadi target pemerintah. Pemerintahnya tidak memberlakukan special tax bagi para investor serta ada fleksibilitas perpajakan. Seperti pertimbangan variabel harga minyak serta kondisi geologi cadangan.Dalam kondisi harga minyak yang turun seperti saat ini, investor dapat tetap menjalankan bisnis dan investasi.

Lebih lanjut dia mengatakan Mesir dan Kolombia menghargai kesucian kontrak karena tidak ada perubahan pasca kontrak diresmikan hingga selesai kontrak 30 tahun mendatang.

Negara Malaysia dinilai lebih atraktif sedangkan mereka hanya memiliki tiga lapangan yakni Semenanjung Peninsula, Serawak dan Sabang.

Malaysia melakukan empat hal yaitu meningkatkan investasi hingga stabil, tata kelola migas yang jelas, reformasi kebijakan fiskal dan transformasi bidang ekonomi sejumlah sektor. "Kalau kita membuat iklim investasi stabil tidak hanya menguntungkan investor tapi negara juga dapatkan feedback yang besar dari investasi yang datang dan itu menggerakkan roda ekonomi nasional," katanya.

Dia juga menambahkan, Malaysia menemui kendala yang sama dengan Indonesia yakni mayoritas merupakan lapangan tua namun produksinya terus meningkat. "Mereka juga alami decline tapi bisa meningkat dengan kebijakan yang tepat dan efektif," pungkas Nanang.
(bai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1521 seconds (0.1#10.140)