Gerakan Ekonomi di Masa Pandemi, Belanja Pemerintah Harus Dipercepat

Kamis, 26 November 2020 - 09:07 WIB
loading...
A A A
Tahun depan pemerintah akan fokus pada empat hal. Pertama, penanganan kesehatan. “Ini masih dalam hal penanganan Covid-19. Utamanya nanti akan fokus kepada vaksinasi. Karena itu, anggaran yang berkaitan dengan penguatan sarana dan prasarana kesehatan, laboratorium, penelitian, dan pengembangan sangat diperlukan,” ujarnya.

Kedua, berkaitan dengan perlindungan sosial bagi kelompok yang kurang mampu dan rentan. Ketiga, berkaitan dengan pemulihan ekonomi. “Terutama dukungan buat UMKM dan dunia usaha. Ini penting sekali,” ucapnya. (Baca juga: Pentagon Berniat Kembangkan Senjata Anti Rudal Hipersonik)

Keempat, fokus melakukan reformasi struktural di beberapa sektor. “Untuk membangun fondasi yang lebih kuat kita akan melakukan reformasi struktural. Baik di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial dan lain-lain,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta kepada seluruh menteri, kepala lembaga, dan pemimpin daerah untuk mempercepat realisasi belanja di awal 2021. Sebab, hal itu penting untuk memulihkan perekonomian nasional. “Kami harap agar DIPA kementerian, lembaga, dan daftar alokasi TKDD 2021 dapat segera ditindaklanjuti sehingga kegiatan dapat dilaksanakan segera di awal 2021,” ucapnya.

Penyerahan (DIPA) Tahun Anggaran 2021 ke seluruh K/L, serta rincian alokasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) kepada pemda memang dipercepat. Hal ini dilakukan untuk memulihkan ekonomi dengan cepat. “Proses penyerahan DIPA K/L dan daftar TKDD alokasi APBN 2021 yang dilaksanakan lebih awal diharapkan dapat mendukung penanganan Covid-19, pemulihan ekonomi dan berbagai prioritas pembangunan strategis,” bebernya. (Lihat videonya: KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Soekarno-Hatta)

Menkeu mengatakan, sebagaimana Perpres Nomor 72/2020, APBN 2020 diperkirakan mengalami defisit 6,34% dari PDB atau sekitar Rp1.039 triliun. “Defisit yang sangat besar diharapkan mampu menjadi kekuatan counter cyclical dari pelemahan ekonomi sehingga kontraksi ekonomi dapat diminimalkan pada kisaran minus 1,7% hingga minus 0,6% untuk 2020 ini,” ujarnya. (Dita Angga Rusiana/Rina Anggraeni)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1306 seconds (0.1#10.140)