Ini Jurus-jurus PHRI untuk Bertahan di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memaparkan strategi yang dilakukan PHRI untuk bisa bertahan dan rebound di tengah pandemi Covid-19.
Pertama, PHRI meyakinkan pemerintah untuk memberikan pemotongan tarif pajak, jaminan sosial, biaya utilitas dan memberikan stimulus bagi industri pariwisata (korporasi dan karyawan) seperti hibah atau subsidi.
(Baca Juga: PHRI Coba Yakinkan Pemerintah: Bali Siap Terima Wisatawan Asing)
Terkait hibah, pemerintah telah menyetujui pemberian dana hibah pariwisata senilai Rp3,3 triliun di mana 70% untuk memberi bantuan langsung kepada industri hotel dan restoran. Sedangkan 30% untuk penanganan dampak pandemi Covid-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif oleh pemerintah daerah.
"Semua yang berkaitan dengan pajak, jaminan sosial, biaya utilitas dipotong sedemikian rupa sehingga akan meringankan beban kami," ujarnya dalam Economic Outlook 2021: Outlook Pariwisata 2021 secara virtual, Kamis (26/11/2020).
Hariyadi melanjutkan, pihaknya juga sudah mendapatkan kepastian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk relaksasi pinjaman selama dua tahun. "Ini akan banyak membantu kami terutama terkait perbankan," imbuhnya.
Selanjutnya, PHRI bekerja sama dengan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) membuat program bundling paket perjalanan wisata yang terjangkau dan aman bagi wisatawan domestik. Program bundling akan dimulai dengan maskapai penerbangan Air Asia pada 1 Desember 2020 untuk tarif statis dan 1 Februari 2021 untuk tarif dinamis.
(Baca Juga: Promosi dan Protokol Kesehatan Kunci Bangkitkan Pariwisata Indonesia)
"Program bundling ini untuk penerbangan dengan hotel. Kami bekerja sama dengan INACA untuk mendorong demand pariwisata," jelasnya.
Hariyadi menambahkan, pemerintah juga mendukung PHRI dengan sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) secara gratis. "Isi sertifikatnya tentu berkaitan dengan apa yang kami usulkan," tuturnya.
Pertama, PHRI meyakinkan pemerintah untuk memberikan pemotongan tarif pajak, jaminan sosial, biaya utilitas dan memberikan stimulus bagi industri pariwisata (korporasi dan karyawan) seperti hibah atau subsidi.
(Baca Juga: PHRI Coba Yakinkan Pemerintah: Bali Siap Terima Wisatawan Asing)
Terkait hibah, pemerintah telah menyetujui pemberian dana hibah pariwisata senilai Rp3,3 triliun di mana 70% untuk memberi bantuan langsung kepada industri hotel dan restoran. Sedangkan 30% untuk penanganan dampak pandemi Covid-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif oleh pemerintah daerah.
"Semua yang berkaitan dengan pajak, jaminan sosial, biaya utilitas dipotong sedemikian rupa sehingga akan meringankan beban kami," ujarnya dalam Economic Outlook 2021: Outlook Pariwisata 2021 secara virtual, Kamis (26/11/2020).
Hariyadi melanjutkan, pihaknya juga sudah mendapatkan kepastian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk relaksasi pinjaman selama dua tahun. "Ini akan banyak membantu kami terutama terkait perbankan," imbuhnya.
Selanjutnya, PHRI bekerja sama dengan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) membuat program bundling paket perjalanan wisata yang terjangkau dan aman bagi wisatawan domestik. Program bundling akan dimulai dengan maskapai penerbangan Air Asia pada 1 Desember 2020 untuk tarif statis dan 1 Februari 2021 untuk tarif dinamis.
(Baca Juga: Promosi dan Protokol Kesehatan Kunci Bangkitkan Pariwisata Indonesia)
"Program bundling ini untuk penerbangan dengan hotel. Kami bekerja sama dengan INACA untuk mendorong demand pariwisata," jelasnya.
Hariyadi menambahkan, pemerintah juga mendukung PHRI dengan sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) secara gratis. "Isi sertifikatnya tentu berkaitan dengan apa yang kami usulkan," tuturnya.
(fai)