Bikin Tie-Dye Bersama Ninja Xpress, Dari Hobi Jadi Penghasilan Beromzet Jutaan Rupiah

Kamis, 26 November 2020 - 19:02 WIB
loading...
Bikin Tie-Dye Bersama Ninja Xpress, Dari Hobi Jadi Penghasilan Beromzet Jutaan Rupiah
Chief Marketing Officer Ninja Xpress, Andi Djoewarsa mengatakan, mulai usaha baru mungkin terdengar susah untuk dijalankan pada awalnya, namun berbisnis sangat mungkin untuk dilakukan dari rumah. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Penyedia layanan logistik Ninja Xpress memiliki misi tersendiri untuk membantu para pelaku UMKM selama pandemi Covid-19 dan menghadapi new normal. Dalam episode terbaru konten Belajar Ragam Usaha Baru (BERGURU) di channel YouTube Ninjaxpressid, Diah Kusumawardani bersama Ninja Xpress membagikan cara membuat motif tie-dye bentuk spiral di rumah.
Bahan dan Alat Sederhana.

Pada masa pandemi ini, ada banyak sekali peluang yang bisa dilakukan untuk mulai berbisnis sederhana. Dengan menjual produk ke target pasar yang tepat, mendapat pendapatan yang besar bukanlah hal mustahil.

Contoh produk yang sedang digemari saat ini adalah tie-dye fashion. Motif tie-dye yang khas didapatkan dari metode pewarnaan yang melibatkan teknik melipat, memutar, melipit, dan meremas kain, yang kemudian diikat menggunakan tali atau karet gelang, sehingga tercipta perpaduan warna dan bentuk mencuri perhatian.

Sempat menjadi salah satu tren mode terbesar pada era 1990-an, corak tersebut pun hadir kembali sejak mewarnai koleksi berbagai rumah mode mewah pada beberapa musim terakhir, seperti Dior, Gucci, dan Balenciaga. Sejumlah selebriti papan atas Indonesia hingga Hollywood pun terlihat memakainya.

Sebut saja Prilly Latuconsina, Zaskia Adya Mecca, Aurel Hermansyah, Jennifer Lopez, Kaia Gerber, Hailey Bieber, dan Emily Ratajkowski. Tren ini semakin naik daun di kalangan masyarakat luas berkat label lokal maupun pengrajin UMKM yang ikut mengadaptasi corak tersebut di produk mereka.

Maraknya tren tie-dye pun didukung dengan penjelasan ilmiah dari psikolog perilaku sekaligus penulis buku The Psychology of Fashion, Dr. Carolyn Mair. Mengutip dari The Oprah Magazine, selain bernostalgia itu baik untuk kesehatan mental, mengenakan tie-dye cocok dengan anggapan bahwa kita ingin berbaur namun menonjol secara bersamaan. "Ini adalah aspek mendasar manusia," ujarnya.

(Baca Juga: Ninja Xpress Sebut Bantuannya Secuil, Kemenkop Bilang Itu Luar Biasa )

Minat tinggi masyarakat Indonesia terhadap tie-dye juga ditunjukkan dari hasil pencarian di Google yang meningkat pesat selama beberapa bulan terakhir berdasarkan data Google Trends, terutama di wilayah Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah, Lampung, dan Banten.

Memanfaatkan tren ini, menjual busana serta aksesoris bermotif tie-dye menjadi salah satu bisnis rumahan dengan prospek menggiurkan. Proses pembuatannya terbilang mudah dan bisa turut membantu melestarikan lingkungan, karena dapat memanfaatkan pakaian atau sarung bantal yang sudah tidak terpakai lagi dan di-upcycle menjadi seperti baru dengan corak tie-dye yang sedang hype.

Diah Kusumawardani, seorang dyer sekaligus pemilik label KUSUMA, menjadi contoh nyata yang mendapat penghasilan lebih setelah pandemi terjadi. Berawal dari hobi, kini ia bisa mendapatkan keuntungan Rp3.000.000-Rp5.000.000 per bulan dengan berjualan berbagai produk tie-dye.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1592 seconds (0.1#10.140)