Transaksi Black Friday di Amerika Serikat Diperkirakan Naik 5,2%

Senin, 30 November 2020 - 11:15 WIB
loading...
Transaksi Black Friday di Amerika Serikat Diperkirakan Naik 5,2%
Seorang pria duduk dengan tas belanjaan saat Black Fridaydi Coastal Grand Mall di Pantai Myrtle, South Carolina, AmerikaSerikat, kemarin. Foto/Reuters
A A A
NEW YORK - Transaksi pesta belanja di Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan Black Friday diperkirakan akan naik antara 3,6% hingga 5,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai transaksi Black Friday diharapkan bisa mencapai USD755,3 miliar higga USD766,7 miliar.

Dikarenakan pandemi corona yang berlangsung sepanjang yahun ini, banyak peritel AS mulai dari Target Corp hingga Kohl’s Corp dan Walmart memilih promosi liburan musim dingin sejak Oktober lalu dengan harapan semakin dini akan semakin dini akan semakin baik. Banyak pusat belanja memberikan diskon lebih besar jika konsumen berbelanja secara online atau memesan produk terlebih dahulu tanpa masuk ke toko. (Baca: Jelang Natal, Inggris dan AS Dihebohkan dengan "Black Friday", Apa Itu?)

Meskipun pandemi, Black Friday kali ini memang mengalami kenaikan 2,5% dibandingkan lima tahun terakhir. Adobe Analytics memperkirakan Black Friday dan Cyber Monday 2020 tetapi menjadi dua hari belanja online terbesar sepanjang sejarah. Khusus untuk penjualan online Black Friday bisa mencapai antara USD8,9 miliar dan USD10,6 miliar. Itu menunjukkan penjual online mencapai rekor kali ini. Jumlah total belanja tahun tersebut naik 22 persen dibandingkan rekor sebelumnya USD7,4 miliar pada tahun lalu.

Namun demikian, pusat perbelanjaan AS tetap membuka toko mereka di saat Black Friday, seperti Macy's, Walmart dan Best Buy Co. Itu bertujuan untuk mengantisipasi antusiasme masyarakat AS. Pada Jumat lalu, mereka membuka toko sejak pukul 05.00 pagi dengan tujuan agar pembeli tak perlu memakai masker.Perusahaan ritel juga menerapkan protokol kesehatan seperti pemeriksaan temperatur dan menyediakan layanan pemesanan secara online.

Diskon toko yang lebih besar dan kekhawatiran tentang waktu pengiriman yang lama saat belanja online juga dapat menarik pembeli saat mendekati Natal. Salah satu alasannya, banyak orang berbelanja barang-barang online seperti bahan makanan dan alkohol yang biasa mereka beli secara langsung sebelum pandemi. Hadiah-hadiah yang lebih tradisional seperti Hot Wheels, set Lego, Apple AirPods, televisi Samsung dan video game termasuk di antara penjualan yang terbesar. (Baca juga: Sempurnakan Wudhu Agar Ibadah Diterima Allah Ta'ala)

Pelaku usaha ritel besar seperti Walmart dan Target diuntungkan dengan lonjakan ini. Akan tetapi, pengecer kecil juga ikut terdampak. Adobe mencatat penjualan di toko-toko besar melonjak 403% saat Thanksgiving pada Kamis (26/11) lalu. Sementara itu, penjualan di pengecer kecil juga tumbuh 349%.

Sensormatic Solutions, pelacak ritel, menyebutkan kunjungan toko AS turun 52% pada Black Friday . “Itu dibuktikan dengan lalu lintas di kawasan timur Laut dan Barat lebih lambat dibandingkan di Barat Tengah dan Selatan,” ujarBrian Field, direktur senior konsultasi ritel global Sensormatic.

Hal senada dijelaskan Bill Park, perusahaan konsultan di Deloitte & Touche LP, memperkriakan lalu lintas di sekitar pusat perbelanjaan King of Prussia di Philadelphia mengalami penurunan 20-30% dibandingkan tahun lalu. “Saya terkejut karena tidak terjadi kemacetan. Saya cukup kaget dibandingkan dengan apa yang saya pikirkan,” paparnya.

Kemudian, RetailNext menyebutkan, perhiasan dan alas kaki mengalami penurunan penjualan langsung terbesar.. Penjualan pakaian turun 50%, sementara penjualan perlengkapan rumah turun 39 persen.

Field mengatakan Black Friday kemungkinan menjadi salah satu hari belanja terbesar di AS pada tahun ini. “Banyak orang masih akan berbelanja untuk liburan secara tatap muka dengan memilih hari kerja, ketika tidak banyak keramaian,” jelasnya. (Baca juga: Manfaat kesehatan dan Nutrisi Susu Kambing)

Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC) AS telah meminta agar publik AS tidak berkerumun dan berbelanja sebelum atau sesudah perayaan Thanksgiving karena sangat berisiko. Pegawai Target, Seth Schaffer, 22, dari Lufkin, Texas, mengungkapkan konsumen tampak tidak memperhatikan himbauan untuk menghindari pencegahan virus corona. “Texas merupakan bukan tempat di mana kamu akan melihat orang mengenakan masker atau menghindari kontak dekat,” kata Schaffer.

Melissa Bloss, yang bekerja di sebuah bank di Rapid City, South Dakota, mengungkapkan dirinya lebih memilih belanja secara online untuk tahun ini. “Kebanyakan perusahaan telah memberikan banyak diskon sepanjang tahun ini. Saya tidak perlu terburu-buru untuk antre,” paparnya. (Lihat videonya: Langgar Prokes, Kafe Ditutup)

Hal berbeda dengan Gabriel Rojas, 24 dan Juan Cabrera, 24, yang memilih mengantre di GameStop di New York, sejak pukul 02.00 pagi pada Jumat lalu. Dia berharap bisa membeli PS5. Namun, mereka tidak sukses. Hanya 20 orang pembeli yang mendapatkan PS5 dengan harga diskon. “Kita kurang beruntung,” ujarnya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3068 seconds (0.1#10.140)