UMKM, Sudah Cukup hanya Bikin Keripik atau Membatik

Senin, 30 November 2020 - 16:41 WIB
loading...
UMKM, Sudah Cukup hanya Bikin Keripik atau Membatik
UMKM diminta tak lagi fokus pada bisnis konvensional, namun bertransformasi secara bisnis maupun produk. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKop UKM) Teten Masduki mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk tidak lagi berfokus pada bisnis konvensional. Tak hanya digitalisasi, UMKM kini juga dituntut untuk bersiap melakukan transformasi bisnis dan produk.

"Jadi tidak hanya berfokus membuat batik, keripik, atau semacamnya, tapi juga transformasi berbasis digital dan ekonomi," ujar Teten di Jakarta, Senin (30/11/2020).

(Baca Juga: UU Cipta Kerja Jadi Penyubur UMKM, Berpeluang Menjalar ke Industri E-Commerce)

Teten menyayangkan banyaknya impor barang yang seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri. Misalnya, alat-alat permesinan sederhana dan alat-alat kesehatan yang semestinya bisa diproduksi oleh UMKM lokal.

Karena itu, kata dia, Kemenko UMKM kini menaruh perhatian terhadap startup, usaha rintisan berbasis teknologi dengan pendekatan inkubasi. Terkait hal ini, kata dia, UU Cipta Kerja sudah mendorong inkubasi swasta dan kampus-kampus di daerah untuk menmperkuat rintisan usaha dari anak-anak muda berpendidikan yang produknya berbasis teknologi.

"Untuk segi ekspor, kita bisa melihat contoh dari Jepang. Di sana UMKM-nya sudah menjadi bagian dari rantai produk industri nasional, bahkan negara-negara semacamnya sudah menjadi bagian dari rantai pasok global," ungkap Teten.

(Baca Juga: UMKM Terima Ribuan Order, Siap Siap untuk Harbolnas di Lazada)

Saat ini ini, partisipasi UMKM Indonesia di pasar global masih rendah, di angka 4,1. Sehingga, kata Teten, perlu kemitraan UMKM dan usaha besar dalam sistem produksi, bukan berbasis CSR (corporate social responsibility).

"Yakni bagaimana bagian dari produksi itu dikerjakan UMKM, sehingga UMKM kita terhubung dengan rantai pasok. Jadi bukan berhadap-hadapan sama usaha besar, tapi jadi bagian dari industri besar," pungkasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1478 seconds (0.1#10.140)