Bukopin Optimistis Lanjutkan Transformasi

Rabu, 02 Desember 2020 - 08:35 WIB
loading...
Bukopin Optimistis Lanjutkan...
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) terus berupaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan nasabah dan masyarakat luas di tengah ketatnya persaingan dan besarnya efek pandemi Covid-19. Foto/dok
A A A
JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) terus berupaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan nasabah dan masyarakat luas di tengah ketatnya persaingan dan besarnya efek pandemi Covid-19. Upaya ini memperoleh dukungan penuh KB Kookmin Bank sebagai Pemegang Saham Pengendali yang saat ini sedang menjalankan kebijakan transformasi di BBKP untuk memperkuat fundamental bisnis perusahaan.

Sebagai pemegang 67% saham Bank Bukopin, kehadiran KB Kookmin Bank telah memberikan dampak positif terhadap kinerja bisnis perusahaan, khususnya dalam hal permodalan, perbaikan proses internal, dan pengawasan. Per 30 September 2020, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) meningkat menjadi 16,34% dari 12,59% (ytd). Adapun total ekuitas naik 17,27% seiring tambahan modal Rp3,9 triliun dari dua aksi korporasi yang dilaksanakan Bukopin dalam waktu relative singkat, yaitu Penawaran Umum Terbatas V pada Juli 2020 dan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada 2 September 2020. (Baca: Jadikan Sifat Tawadhu sebagai Modal Kebahagiaan)

Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono menegaskan, kehadiran KB Kookmin Bank yang kini lebih kuat sebagai PSP juga turut memperkuat pengawasan perusahaan yakni dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Korea Financial Services Commision (FSC) secara tidak langsung. “Seluruh pencapaian ini turut meningkatkan kepercayaan investor, nasabah, dan publik,” kata Rivan di Jakarta, kemarin.

Proses transformasi dan transparansi yang sedang dibangun KB Kookmin Bank di Bank Bukopin sejauh ini telah mendapatkan respons positif dari berbagai lembaga pemeringkat. Beberapa lembaga rating menaikkan peringkat kredit perusahaan salah satunya dikarenakan kekuatan KB Kookmin Bank sebagai PSP, yang merupakan bank terbesar di Korea Selatan.

Fitch Ratings pada Oktober lalu menaikkan peringkat nasional jangka panjang Bank Bukopin sebanyak empat notch menjadi idAAA. Demikian pula dengan Pefindo yang sebelumnya turut menaikkan rating dari idA- menjadi idAA. Hal ini tak lepas dari komitmen yang solid dari KB Kookmin Bank untuk terus mendorong Bank Bukopin menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia. (Baca juga: Selama PJJ, Guru Mengaku terkendala Jelaskan Materi Pelajaran ke Siswa)

Rivan menjelaskan, KB Kookmin Bank ke depan akan menerapkan pengalaman suksesnya dalam bisnis Bank Bukopin yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan, termasuk saat menghadapi situasi sulit. Salah satu kebijakan yang baru saja diterapkan adalah penyesuaian penyajian laporan keuangan Bank Bukopin per 31 September 2020 yang mengikuti standar akutansi yang diterapkan di grup KB Kookmin Bank. Sehingga untuk mempersiapkan audit laporan keuangan secara penuh untuk periode Desember 2020, perusahaan mempersiapkan langkah penyesuaian tersebut diantaranya dengan melakukan telaah terbatas untuk laporan keuangan posisi September 2020.

“Hal ini yang menyebabkan kami baru dapat melaporkan laporan keuangan hari ini, tentunya setelah kami terus berkomunikasi dengan regulator,” terang Rivan.

Tahun ini, industri perbankan juga sedang menghadapi tantangan akibat pandemi Covid-19. Banyak nasabah perbankan mengajukan proses restrukturisasi kredit yang hingga kuartal III 2020 telah mencapai Rp860 triliun. Khusus Bank Bukopin, sampai kuartal III 2020, perusahaan telah melakukan restrukturisasi kredit senilai Rp24,5 triliun dimana Rp18 triliun atau 73% diantaranya disebabkan dampak Covid-19. (Baca juga: Covid-19 Bisa Sebabkan Gigi Penderita Tanggal)

Menyikapi perkembangan tersebut, Rivan mengungkapkan bahwa perusahaan mendapatkan kesempatan yang sangat baik dengan dilakukannya transformasi secara menyeluruh yang didukung dan didampingi oleh KB Kookmin Bank.

“Kita belajar banyak dari kesuksesan mereka dalam melakukan transformasi di KB sendiri di tahun 2001, tetao stabil melalalui krisis ekonomi, sehingga berhasil menjadi bank terbesar di Korea Selatan. Keahlian ini yang menjadi penambah optimisme kita dalam melanjutkan proses tranformasi di Bukopin, meskipun tantangan pandemic terus menguji,” tambah Rivan.

Chief Strategic Officer Bank Bukopin , Ji Kyu Jang, menambahkan perusahaan telah menyiapkan berbagai strategi untuk memperkuat fundamental bisnis. Di bidang pemasaran, misalnya, kehadiran KB Kookmin Bank sebagai PSP akan mendorong penguatan basis nasabah Bank Bukopin, termasuk ke komunitas Korea. (Lihat videonya: Mari Sukseskan Pilkada Serentak 2020)

Saat ini terdapat sekitar 2.000 perusahaan dan 30.000 warga Korea Selatan di Indonesia yang potensial menjadi nasabah Bukopin. Jang mengunkapkan bahwa KB telah mengalami proses yang sama sekitar dua dekade lalu.

Dia optimis kehadiran KB dapat berperan aktif dalam proses transformasi Bank Bukopin dengan turut mengembangkan sektor ritel termasuk UMKM di Indonesia, dengan Bukopin sebagai armadanya. (Heru Febrianto)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2699 seconds (0.1#10.140)