PGN Gandeng Inpex Masela Ltd Garap Proyek LNG Abadi, WK Masela
loading...
A
A
A
JAKARTA - Inpex Masela Ltd. dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menandatangani mutual of understanding (MoU) di sela-sela acara 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas (IOG 2020) yang digelar hari ini.
MoU ini menjadi titik tolak kedua belah pihak untuk memulai pembahasan untuk menyuplai gas bumi untuk PGN dari Proyek LNG Abadi, Wilayah Kerja (WK) Masela.
Penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Presiden Direktur Indonesia Inpex Masela Akihiro Watanabe dan Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar, disaksikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto.
(Baca Juga: Proyek Abadi Masela, SKK Migas dan Inpex Inspeksi 17 Stasiun Metocean di Tengah Laut)
"Penandatangan ini akan menjadi milestone penting untuk kedua belah pihak," kata Syahrial saat menjadi pembicara dalam Forum Komersialisasi IOG 2020, Kamis (3/12/2020).
Pengembangan Proyek LNG Abadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, yang memiliki cadangan mencapai 18,5 triliun kaki kubik (TCF) dan 225 juta barel kondensat, akan menjadi salah satu pilar penting sebagai engine of growth yang dinilai mampu menopang kebutuhan industri di Indonesia secara berkelanjutan.
Syahrial menyebut, dengan proyeksi produksi gas alam cair (LNG) sebesar 9,5 juta ton per tahun (MTPA) dan gas bumi sebesar 150 juta kaki kubik per hari (MMCFD). Bahkan, Proyek Abadi termasuk ke dalam proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2027.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas mengutarakan, MoU yang ditandatangani ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan proyek Abadi-Masela yang merupakan salah satu proyek gas terbesar. Di sisi lain, penyerapan gas oleh PGN menunjukkan komitmen pemerintah dan industri hulu migas untuk memprioritaskan permintaan gas dalam negeri.
"Hal ini merupakan upaya bersama untuk meningkatkan daya saing industri nasional untuk membangun perekonomian Indonesia yang berkelanjutan," katanya.
(Baca Juga: Daftar Perusahaan Konsumen Gas Mitra Inpex dalam Proyek Blok Masela)
Menurutnya, komersialisasi menjadi salah satu pilar strategis dalam mendukung pencapaian visi jangka panjang SKK Migas dengan produksi gas bumi sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030. "Kami mengharapkan kerja sama yang baik dapat terus dijaga dan ditingkatkan untuk memastikan seluruh produksi gas bumi dapat dimonetisasi," ujarnya.
Banyaknya investasi energi yang ditunda atau dibatalkan pada tahun 2020 ini karena pandemi. Meski begitu, hal itu tidak menyurutkan komitmen SKK Migas, penjual, pembeli, dan semua pemangku kepentingan untuk mengejar peluang masa depan dalam ekonomi pasca-Covid-19.
Sebelumnya, pada Februari 2020 lalu, Inpex telah menandatangani MoU dengan PT PLN dan PT Pupuk Indonesia untuk menyuplai kebutuhan gas ke pembangkit listrik tenaga gas yang dioperasikan oleh PLN dan kilang co-production yang akan dibangun PT Pupuk Indonesia.
MoU ini menjadi titik tolak kedua belah pihak untuk memulai pembahasan untuk menyuplai gas bumi untuk PGN dari Proyek LNG Abadi, Wilayah Kerja (WK) Masela.
Penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Presiden Direktur Indonesia Inpex Masela Akihiro Watanabe dan Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar, disaksikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto.
(Baca Juga: Proyek Abadi Masela, SKK Migas dan Inpex Inspeksi 17 Stasiun Metocean di Tengah Laut)
"Penandatangan ini akan menjadi milestone penting untuk kedua belah pihak," kata Syahrial saat menjadi pembicara dalam Forum Komersialisasi IOG 2020, Kamis (3/12/2020).
Pengembangan Proyek LNG Abadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, yang memiliki cadangan mencapai 18,5 triliun kaki kubik (TCF) dan 225 juta barel kondensat, akan menjadi salah satu pilar penting sebagai engine of growth yang dinilai mampu menopang kebutuhan industri di Indonesia secara berkelanjutan.
Syahrial menyebut, dengan proyeksi produksi gas alam cair (LNG) sebesar 9,5 juta ton per tahun (MTPA) dan gas bumi sebesar 150 juta kaki kubik per hari (MMCFD). Bahkan, Proyek Abadi termasuk ke dalam proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2027.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas mengutarakan, MoU yang ditandatangani ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan proyek Abadi-Masela yang merupakan salah satu proyek gas terbesar. Di sisi lain, penyerapan gas oleh PGN menunjukkan komitmen pemerintah dan industri hulu migas untuk memprioritaskan permintaan gas dalam negeri.
"Hal ini merupakan upaya bersama untuk meningkatkan daya saing industri nasional untuk membangun perekonomian Indonesia yang berkelanjutan," katanya.
(Baca Juga: Daftar Perusahaan Konsumen Gas Mitra Inpex dalam Proyek Blok Masela)
Menurutnya, komersialisasi menjadi salah satu pilar strategis dalam mendukung pencapaian visi jangka panjang SKK Migas dengan produksi gas bumi sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030. "Kami mengharapkan kerja sama yang baik dapat terus dijaga dan ditingkatkan untuk memastikan seluruh produksi gas bumi dapat dimonetisasi," ujarnya.
Banyaknya investasi energi yang ditunda atau dibatalkan pada tahun 2020 ini karena pandemi. Meski begitu, hal itu tidak menyurutkan komitmen SKK Migas, penjual, pembeli, dan semua pemangku kepentingan untuk mengejar peluang masa depan dalam ekonomi pasca-Covid-19.
Sebelumnya, pada Februari 2020 lalu, Inpex telah menandatangani MoU dengan PT PLN dan PT Pupuk Indonesia untuk menyuplai kebutuhan gas ke pembangkit listrik tenaga gas yang dioperasikan oleh PLN dan kilang co-production yang akan dibangun PT Pupuk Indonesia.
(fai)