Kemenperin Gelar Kompetisi Kerajinan 'Perlindungan Tuhan'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar kompetisi Tudung Saji Nusantara 2020. Hajatan ini bertujuan melestarikan budaya bangsa dengan memperkenalkannya melalui kerajinan yang adiluhung serta menumbuhkan minat kaum muda milenial dalam rangka mendorong regenerasi perajin secara inovatif, kreatif, dan ramah lingkungan.
Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih mengatakan kompetisi ini dilatarbelakangi kondisi di era adaptasi kebiasaan baru karena banyak masyarakat melakukan sebagian besar kegiatannya dari rumahnya masing masing, terutama masyarakat yang hidup di kota-kota besar di Indonesia. ( Baca juga:Lahirkan Wirausaha Industri Baru Lewat Inkubator Bisnis )
"Kebiasaan yang baru ini tampaknya mendorong masyarakat kota untuk membuat rumahnya lebih nyaman dengan berbagai macam cara. Salah satunya dekorasi interior dengan tudung saji yang dibuat selaras," ujar Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (12/12/2020).
Wakil Ketua Harian I Dekranas Loemongga Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, kegiatan kompetisi tudung saji sejalan dengan tujuan dibentuknya Dekranas, yaitu mengembangkan kerajinan nasional, dengan menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kerajinan bagi kehidupan sehari-hari. Serta melestarikan kebudayaan asli tanpa mengabaikan penggunaan penemuan dan teknologi baru dalam rangka mengembangkan identitas budaya bangsa kita.
"Kita memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan pengusaha kecil atau perajin dan seniman dengan mendorong semangat kewirausahaan mereka. Salah satunya melalui kegiatan kompetisi tudung saji ini," imbuhnya.
Tudung saji merupakan warisan budaya turun-temurun dari nenek moyang yang memiliki nilai historis dan filosofis tinggi. Tudung saji merupakan penutup makanan yang dianyam dari daun pandan hutan (berduri) yang sering dipakai menjaga kesehatan dan keberisahan makanan.
"Filosofi tudung saji adalah memohon perlindungan dari Tuhan yang Maha Kuasa. Sehingga tudung saji merepresentasikan perlindungan terhadap nilai-nilai budaya kita yang dituangkan dalam bentuk produk-produk kerajinan. Untuk itulah kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi kepada para pengrajin Indonesia sebagai penjaga warisan budaya nenek moyang kita,” tutup Loemongga. ( Baca juga:Habib Rizieq Bakal Datang, Mobil Anti Huruhara dan Raisa Mejeng di Polda Metro )
Proses seleksi kompetisi ini dilakukan untuk memilih 30 karya dari total pendaftar sebanyak 168 orang. Dari 30 besar, akan diseleksi menjadi 10 besar dan penjurian tahap terakir untuk memperoleh tiga (tiga) besar peserta terbaik kompetisi ini. “Tiga peserta terbaik kompetisi ini yaitu Muliani (Lombok Tengah, NTB), Andi Aisha JBP (Makssar, Sulsel), dan Ketut Sukra Wenten (Buleleng, Bali),” ungkap Ketua Bidang Daya Saing Dekranas Chandrasari Agus Suparmanto.
Para juara akan mendapatkan hadiah uang pembinaan dari Kementerian Perindustrian sebesar Rp30 juta (juara 1), Rp20 juta (juara 2), dan Rp15 juta (juara 3), serta akan mendapatkan hadiah dari Kementerian Perdagangan masing-masing berupa satu unit komputer.
Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih mengatakan kompetisi ini dilatarbelakangi kondisi di era adaptasi kebiasaan baru karena banyak masyarakat melakukan sebagian besar kegiatannya dari rumahnya masing masing, terutama masyarakat yang hidup di kota-kota besar di Indonesia. ( Baca juga:Lahirkan Wirausaha Industri Baru Lewat Inkubator Bisnis )
"Kebiasaan yang baru ini tampaknya mendorong masyarakat kota untuk membuat rumahnya lebih nyaman dengan berbagai macam cara. Salah satunya dekorasi interior dengan tudung saji yang dibuat selaras," ujar Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (12/12/2020).
Wakil Ketua Harian I Dekranas Loemongga Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, kegiatan kompetisi tudung saji sejalan dengan tujuan dibentuknya Dekranas, yaitu mengembangkan kerajinan nasional, dengan menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kerajinan bagi kehidupan sehari-hari. Serta melestarikan kebudayaan asli tanpa mengabaikan penggunaan penemuan dan teknologi baru dalam rangka mengembangkan identitas budaya bangsa kita.
"Kita memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan pengusaha kecil atau perajin dan seniman dengan mendorong semangat kewirausahaan mereka. Salah satunya melalui kegiatan kompetisi tudung saji ini," imbuhnya.
Tudung saji merupakan warisan budaya turun-temurun dari nenek moyang yang memiliki nilai historis dan filosofis tinggi. Tudung saji merupakan penutup makanan yang dianyam dari daun pandan hutan (berduri) yang sering dipakai menjaga kesehatan dan keberisahan makanan.
"Filosofi tudung saji adalah memohon perlindungan dari Tuhan yang Maha Kuasa. Sehingga tudung saji merepresentasikan perlindungan terhadap nilai-nilai budaya kita yang dituangkan dalam bentuk produk-produk kerajinan. Untuk itulah kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi kepada para pengrajin Indonesia sebagai penjaga warisan budaya nenek moyang kita,” tutup Loemongga. ( Baca juga:Habib Rizieq Bakal Datang, Mobil Anti Huruhara dan Raisa Mejeng di Polda Metro )
Proses seleksi kompetisi ini dilakukan untuk memilih 30 karya dari total pendaftar sebanyak 168 orang. Dari 30 besar, akan diseleksi menjadi 10 besar dan penjurian tahap terakir untuk memperoleh tiga (tiga) besar peserta terbaik kompetisi ini. “Tiga peserta terbaik kompetisi ini yaitu Muliani (Lombok Tengah, NTB), Andi Aisha JBP (Makssar, Sulsel), dan Ketut Sukra Wenten (Buleleng, Bali),” ungkap Ketua Bidang Daya Saing Dekranas Chandrasari Agus Suparmanto.
Para juara akan mendapatkan hadiah uang pembinaan dari Kementerian Perindustrian sebesar Rp30 juta (juara 1), Rp20 juta (juara 2), dan Rp15 juta (juara 3), serta akan mendapatkan hadiah dari Kementerian Perdagangan masing-masing berupa satu unit komputer.
(uka)