Lanskap Bisnis Baru dengan Tantangan yang Lebih Baru

Rabu, 30 Desember 2020 - 06:00 WIB
loading...
Lanskap Bisnis Baru dengan Tantangan yang Lebih Baru
Muhamad Ali (Foto: Istimewa)
A A A
Muhamad Ali
Pemerhati Human Capital

VIRUS korona memasuki babak baru. Namun, juga sekaligus memasuki tingkat kerawanan yang berbeda. Desember 2020, publik yang sudah terlalu lama menunggu datangnya vaksin, mulai mendapat harapan. Namun justru ketika pergantian tahun sudah memasuki hitungan hari, situasinya menjadi berubah tak terkendali. Varian virus baru muncul di berbagai wilayah, dan –meskipun belum ada riset yang paling akurat dan meyakinkan—diyakini merupakan virus jenis baru yang memiliki tingkat penularan dan kecepatan menjalar lebih cepat.

Pemerintah baru saja mengumumkan penutupan seluruh wilayah Indonesia dari kedatangan orang asing. Tingkat kematian harian rata-rata selama hampir sebulan terakhir juga terus mencatatkan rekor yang berubah setiap hari. Begitu juga dengan jumlah orang yang terpapar positif virus ini. Lalu beredar informasi yang sulit diverifikasi kesahihannya bahwa sesungguhnya jumlah kematian ataupun jumlah orang yang tertular itu faktualnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laporan harian yang dikeluarkan resmi oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Hal yang cukup melegakan, jumlah warga yang diidentifikasi terpapar virus dan kemudian sembuh juga meningkat dengan signifikan. Rasio orang yang sembuh dibandingkan orang yang meninggal memiliki jurang semakin jauh. Itulah kabar yang menggembirakan.

Pergeseran Bisnis
Saya tertarik untuk menggunakan pisau analisis yang disampaikan CEO Inventure Yuswohady dalam melihat adanya pergeseran bisnis tahun mendatang, suatu tahun yang akan kita lalui setelah kita melewati sepanjang 2020 yang muram dan penuh kekhawatiran. Yuswohady melihat adanya tiga model pergeseran, yaitu di level mega, makro, dan mikro, yang semuanya dilandasi dengan apa yang kita alami sepanjang 2020 ini.

Bisnis dan ekonomi 2021, tentu saja akan sangat ditentukan oleh ketersediaan vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan secara massal. Tidak hanya di satu atau dua negara, bisnis pascapandemi adalah bisnis yang berjejaring digital semakin masif. Bagi Indonesia, kedatangan vaksin beberapa pekan lalu disambut sangat positif karena menumbuhkan harapan yang benar-benar nyata.

Psikologi optimisme tersebut tentu saja perlu untuk dijaga dengan cara sesegera mungkin menjalankan kegiatan vaksinasi massal. Pemerintah menargetkan pada akhir Januari 2021, suntik vaksin tahap pertama sudah akan dimulai. Meskipun tentu saja tidak akan menjangkau seluruh populasi nasional pada tahap ini, penyuntikan akan menimbulkan gelombang psikologis yang berbeda-beda di masyarakat. Gelombang kejut psikologis inilah yang perlu dikelola sehingga tidak menjadi kontraproduktif dalam upaya kita menciptakan kondisi new normal yang lebih “new” dibandingkan dengan awal-awal pandemi.

Secara alamiah, bisnis sudah sama sekali berubah dibandingkan dengan sebelum pandemi. Lanskap bisnis yang baru akan ditandai dengan bisnis yang makin peduli pada faktor kesehatan (hygiene) di segala aspek dan perilakunya. Yuswohady melengkapi bisnis yang makin higienis ini dengan tiga karakteristik bisnis yang lain, yakni bisnis yang makin low-touch, makin less-crowd, dan makin low-mobility.

Apa artinya itu semua? Jika kita memahami bisnis sebagai proses transaksi barang dan jasa yang ditopang dengan rantai pasok tertentu, maka bisnis ke depan adalah bisnis yang makin mengandalkan teknologi baik berupa machine learning, artificial intelligence, dan terutama robot, dalam proses produksi barang atau jasa.

Pergeseran Perilaku
Yang sudah mulai menjadi kebiasaan dalam rangka adaptasi terhadap pandemi adalah cara orang berinteraksi satu sama lain di ruang-ruang publik dan ruang semipublik. Termasuk di dalamnya bagaimana kemunculan sikap solidaritas sosial, empati, dan kolaborasi untuk saling mendukung dan melindungi antarindividu, antarkeluarga, dan antarkomunitas.

Dari dua aspek perilaku individu dan komunalitas itu saja, kita dapat menangkap adanya ancaman, tetapi sekaligus peluang lahirnya bisnis-bisnis baru yang tidak ada sebelumnya dalam bisnis sebelum pandemi. Di lain pihak, kita juga dapat menangkap perubahan-perubahan cara pelayanan atau transaksi dalam bisnis konvensional yang menyesuaikan dengan perubahan perilaku individu ataupun komunitas.

Ringkas kata, kita tidak perlu kehilangan harapan bahwa tahun yang baru akan kita jalani secara lebih menarik sekaligus menantang. Saya katakan menarik karena setiap eksperimentasi bisnis di tahun mendatang akan melahirkan pengalaman baru karena ekosistem yang sudah berubah. Juga saya katakan menantang, lantaran di tengah-tengah suasana pergantian tahun, ternyata ketidakpastian kita berhadapan dengan virus ini masih belum juga terselesaikan.
(bmm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1343 seconds (0.1#10.140)