Lewat Buku Interaktif, PJJ dan Non PJJ Tak Ganggu Pendidikan Anak

Selasa, 29 Desember 2020 - 20:03 WIB
loading...
Lewat Buku Interaktif, PJJ dan Non PJJ Tak Ganggu Pendidikan Anak
Pro kontra Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih terjadi. Menjelang akhir 2020, sejumlah orang tua masih ketakutan dengan rencana pemerintah pusat mengaktifkan kembali belajar tatap muka. Foto: SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
JAKARTA - Pro kontra Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih terjadi. Menjelang akhir tahun 2020, sejumlah orang tua masih ketakutan dengan rencana pemerintah pusat mengaktifkan kembali belajar tatap muka .

Di sisi lain, sejumlah orang tua lainnya menilai PJJ tak mampu mengembangkan pendidikan anak. Kurangnya kemampuan orang tua dalam memberikan materi menjadi penyebab penolakan PJJ.

Melalui buku interaktif, praktisi pendidikan Hary Candra mengajak orang tua dan guru tak lagi ketakutan. Buku yang telah ada sejak 35 tahun dan terus dikembangkan ini mampu mengajarkan anak mendapatkan pendidikan. (Baca juga: Tegas! Forum Orang Tua Siswa Tolak Belajar Tatap Muka Awal Januari)

“Tentu permasalahannya adalah minimnya waktu belajar saat PJJ. Sementara di sekolah, guru cenderung hanya menjelaskan, ini menjadi dilematis,” ujarnya, Selasa (29/12/2020).

Melalui buku interaktif, Hary mengajak anak tak hanya menjadi penghafal, berbagai praktik digital disiapkan buku yang kini ada di aplikasi Play Store dan App Store ini.

Dengan demikian, dia meyakini si anak kian berkembang. Pembelajaran praktik akan terlihat, kemampuan anak meningkat. “Bila belajar di kelas anak akan jenuh. Kemudian belajar lewat video anak menjadi tak mengerti karena ngga ada yang bimbing,” ucapnya.

Kalau misalnya lewat buku ini akan dapat dipraktikkan secara digital dan terjadi interaksi. Masalah demi masalah akan terselesaikan. Anak tak lagi jenuh menyerap pelajaran yang ada karena materi yang disajikan mempunyai format gambar dan bisa langsung dipraktikkan.

Sembari mempraktikkan buku interaksi itu, Hary mencontohkan bagaimana menghitung sudut segitiga yang diketahui berjumlah 180 derajat. Dengan membuat segitiga sembarang, anak dapat menghitung jumlah derajat segitiga.

Bila murid merasa kesulitan dalam menjawab pertanyaan, maka gambar atau diagram dalam buku tersebut bisa diklik dan siswa dapat melihatnya. (Baca juga: 140 Sekolah di Kota Bekasi Siap Gelar Simulasi Belajar Tatap Muka)

Sejak pertama kali dirancang sekitar 35 tahun lalu, Hary mampu mengembangkan buku ini. Sebanyak 15.000 anak, 13.000 di antaranya di Indonesia telah menggunakan buku ini, sementara 2.000 anak lainnya tersebar di belahan dunia.

"Kami hadir dengan digital interaktif. Perbedaannya di sini materi bisa bergerak, menarik bukan? Jadi bukan kendala saat menjalani pembelajaran jarak jauh," ujar Hary.

Dengan begitu, siswa dan siswi dapat paham suatu materi pembelajaran secara tuntas meski melakukan PJJ. Untuk jumlah koleksi buku yang ada di PesonaEdu pun cukup lengkap, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) baik IPS atau IPA.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1785 seconds (0.1#10.140)