Refleksi 2020 dan Resolusi 2021 Kerja Keras BKKBN Menekan Angka Kelahiran Masa Covid-19

Rabu, 30 Desember 2020 - 08:34 WIB
loading...
A A A
Oleh karena itu, Seorang Penyuluh KB adalah sosok yang sangat luar biasa, sebab seorang Penyuluh KB adalah orang yang memiliki kemampuan konseling luar biasa. Masyarakat kalau sudah berkonsultasi akan lama dan bisa semua hal dikonsultasikan.

Dua Anak Lebih Sehat

Untuk mengurangi risiko ledakan penduduk pemerintah dalam hal ini BKKPB terus melakukan gerakan, demi terciptanya kualitas bukan kuantitas lagi. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan stekma yang dulu “Dua Anak Cukup”, sekarang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perlu membuat tagline baru yaitu Dua Anak Lebih Sehat.

Oleh karena itu, Hasto Wardoyo menekankan perubahan tagline BKKBN dari dua anak cukup menjadi dua anak lebih sehat tahun depan harus digaungkan lebih intensive lagi. “Di Indonesia masih ada unsur subjektif yang mempengaruhi jumlah anak, maka dari itu tagline BKKBN terbaru adalah dua anak lebih sehat,” tegasnya.

Pemilihan dua anak lebih sehat, jelas Hasto bukan karena keinginan dari BKKBN tetapi berdasarkan hasil penelitian di seluruh dunia, yang menyebutkan bahwa resiko kehamilan pertama dan kehamilan kedua tidak terlalu besar. Sedangkan untuk kehamilan ketiga, keempat dan seterusnya akan lebih banyak potensi-potensi gangguan kesehatan baik bagi ibu maupun bagi janin yang ada di dalam kandungan.

“Di masa pandemi ini, Kampung KB diharapkan bisa lebih baik dari kampung lainnya, dimana angka kehamilan tetap terkontrol, angka putus KB bisa ditekan dan kejadikan stunting pun bisa ditekan sekecil mungkin,” imbuhnya.

Hasto juga menyebutkan di Indonesia ada 4.8 juta ibu melahirkan tapi yang memakai KB jumlahnya sangat sedikit. BKKBN terus merekomendasikan jarak antar kelahiran lebih dari 36 bulan atau jarak antara kehamilan di atas dua tahun. Oleh karena itu penyuluh KB ini harus berani untuk mengeksplor diri sendiri, “Yang menjadi target kita saat ini adalah ibu yang habis melahirkan harus ber-KB agar tidak terjadi unmetneed,” tegasnya.

Tingginya angka drop out KB di masa pandemi ini sangat mengkhawatirkan, sambung Hasto, sebab bila ada 100 orang berhenti suntik KB, maka akan ada 10 wanita berusia 20–35 tahun yang akan hamil, dua bulan kemudian akan ada 20 orang yang hamil. Sedangkan bila berhenti minum pil KB maka bulan pertama akan ada 20 orang wanita hamil dan dibulan kedua 40 orang.

“Apalagi bagi pengantin baru sebanyak 80 persen akan hamil dalam satu tahun pertama pernikahan mereka. Inilah yang menjadi target PKB untuk menekan unmeetned,” ujarnya. PKB tidak boleh lelah dalam melakukan sosialisasi Bangga Kencana dan juga perilaku 3M di era pandemi saat ini. Agar tidak terjadi fenomena baby boom karena tingginya angka drop out KB maka PKB harus meningkatkan kerja sama dengan mitra untuk terus menyosialisasikan program Bangga Kencana. (syarif wibowo)
(alf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1868 seconds (0.1#10.140)