Di Tengah Wabah Covid-19, Petani Milenial Kembangkan Usaha Agro Bisnis

Jum'at, 17 April 2020 - 08:46 WIB
loading...
Di Tengah Wabah Covid-19,...
Untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat Indonesia, petani justru semangat melakukan kegiatan agrobisnis sesuai potensi di wilayahnya. Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Virus Covid-19 makin meluas di berbagai wilayah Indonesia, dan masyarakat seketika melakukan kewaspadaan dengan berdiam diri di rumah. Namun, tidak halnya dengan aktivitas para petani milenial.

Sebagaimana arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang mengatakan bahwa sektor pertanian menjadi harapan dan tulang punggung di tengah upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. “Tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian (Kementan) dan semua pelaku pembangunan pertanian,” tegas SYL.

Untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat Indonesia, petani justru semangat melakukan kegiatan agrobisnis sesuai potensi di wilayahnya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Ichwan, petani kacang asal Kabupaten Sampang, Jawa Timur.

Walaupun dengan tetap menjaga jarak dan mengurangi interaksi saat di luar rumah sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, hal itu tidak memengaruhi hasil produksi dan distribusi. Adanya pandemi Covid-19 ini, justru Ichwan menangkap peluang bisnis.

Ichwan sebelumnya mengikuti pelatihan kewirausahaan bagi petani milenial di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan. Dia mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dengan tidak hanya menanam, tetapi juga berbisnis mengolah kacang menjadi bumbu pecel dan memasarkan secara daring dan cash on delivery(COD) melalui aplikasi Djontor di Kabupaten Sampang.

“Saat ini orang membatasi keluar rumah, tapi tetap mencari kebutuhan pangannya. Saya berpikir, hasil produksi saya banyak dan melimpah, kenapa tidak sekalian saya olah untuk jadi bumbu pecel bahan pelengkap yang praktis dan cepat saji,” ujar Ichwan.

Gencarnya promosi yang dilakukan, kini telah mampu merambah pasar mulai Surabaya, Bogor, hingga Kalimantan dengan omzet yang didapatkan mencapai Rp20 juta.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPP-SDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menambahkan, petani adalah pejuang untuk melawan Covid-19. “Pangan adalah masalah yang sangat utama. Hidup-matinya suatu bangsa. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi,” ujar Dedi.

Usaha agrobisnis masih terbuka luas bagi generasi milenial dan mampu membuka lapangan kerja. “Semangat untuk mau belajar dan kreativitas dengan memanfatkan peluang adalah modal penting kesuksesan sebuah usaha,” tuturnya. (Sudarsono)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1580 seconds (0.1#10.140)