BKPM: Jawa Barat Paling Diminati Investor Lima Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Realisasi investasi sepanjang triwulan I 2020 tercatat mencapai sebesar Rp210,7 triliun atau tumbuh 8%. Dari total capaian realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), investasi di pulau Jawa sebesar 51,4% dan luar Jawa sebesar 48,6%.
Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Indriani menyampaikan, bahwa selama 5 tahun terakhir (2016 – Triwulan I 2020) pertumbuhan di luar Jawa terus menunjukkan peningkatan dan makin berimbang dengan pulau Jawa. Selama, periode 5 tahun tersebut, rasio realisasi investasi PMA dan PMDN di pulau Jawa mencapai 55% dan luar Jawa sebesar 45% dari total investasi sebesar Rp3.047,2 triliun.
"Total investasi PMA di pulau Jawa pada tahun 2016 – Triwulan I 2020 mencapai USD66,86 miliar, sedangkan investasi PMDN mencapai Rp739,70 triliun atau setara dengan USD53,09 miliar,"ujar Farah di Jakarta, Jumat (15/5/2020)
Sambung dia, berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, provinsi yang menempati peringkat pertama realisasi investasi secara nasional pada triwulan I tahun 2020 adalah Jawa Timur, dengan nilai investasi sebesar USD2,18 miliar. Namun jika melihat data 5 tahun terakhir (2016 – Triwulan I 2020), PMA dan PMDN masih berpusat di provinsi Jawa Barat dengan total investasi mencapai USD35,68 miliar.
Kemudian disusul DKI Jakarta (USD30,60 miliar), Jawa Timur (USD20,16 miliar), Jawa Tengah (USD16,38 miliar), Banten (USD15,95 miliar), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (USD1,18 miliar).
“Jika kita bandingkan data Triwulan I tahun 2020 dengan periode yang sama di tahun 2019 lalu, total investasi di pulau Jawa memang turun 0,9%, walaupun memang pulau Jawa masih lebih mendominasi dibandingkan luar Jawa, akan tetapi gap-nya semakin kecil,” ujar Farah.
Realisasi investasi PMA di pulau Jawa pada tahun 2019 sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2018, investasi PMA di pulau Jawa mencapai USD17,04 miliar, sedangkan tahun 2019 menjadi USD15,47 miliar. “Dapat kita amati disini, jika investor asing juga mulai melirik lokasi di luar Jawa. Pembangunan infrastruktur di luar Jawa tentunya menjadi poin positif bagi investor,” jelas Farah.
Selama 5 tahun terakhir (2016 – Triwulan I 2020) investasi PMA di pulau Jawa banyak berlokasi di provinsi Jawa Barat (USD22,98 miliar) kemudian provinsi DKI Jakarta (USD17,89 miliar); Banten (USD10,98 miliar); Jawa Tengah (USD8,82 miliar); Jawa Timur (USD6,04 miliar); dan Daerah Istimewa Yogyakarta (USD 0,15 miliar).
Berbeda dengan PMA, investasi PMDN di pulau Jawa mayoritas berada di provinsi Jawa Timur (USD14,12 miliar); disusul oleh provinsi DKI Jakarta (USD12,71 miliar); Jawa Barat (USD12,69 miliar); Jawa Tengah (USD7,56 miliar); dan Banten (USD4,97 miliar).
Sektor yang mendominasi investasi PMA di pulau Jawa selama tahun 2016 – Triwulan I 2020 yaitu Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (USD12,07 miliar); Listrik, Gas, dan Air (USS10,25 miliar); Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (USD9,34 miliar); Industri Kimia dan Farmasi (USD5,28 miliar); dan Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain (USD5,27 miliar).
Sedangkan untuk investasi PMDN didominasi oleh sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (USD14,17 miliar); Konstruksi (USD8,22 miliar); Industri Makanan (USD5,51 miliar); Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (USD4,28 miliar); dan Listrik, Gas, dan Air (USD,07 miliar).
Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Indriani menyampaikan, bahwa selama 5 tahun terakhir (2016 – Triwulan I 2020) pertumbuhan di luar Jawa terus menunjukkan peningkatan dan makin berimbang dengan pulau Jawa. Selama, periode 5 tahun tersebut, rasio realisasi investasi PMA dan PMDN di pulau Jawa mencapai 55% dan luar Jawa sebesar 45% dari total investasi sebesar Rp3.047,2 triliun.
"Total investasi PMA di pulau Jawa pada tahun 2016 – Triwulan I 2020 mencapai USD66,86 miliar, sedangkan investasi PMDN mencapai Rp739,70 triliun atau setara dengan USD53,09 miliar,"ujar Farah di Jakarta, Jumat (15/5/2020)
Sambung dia, berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, provinsi yang menempati peringkat pertama realisasi investasi secara nasional pada triwulan I tahun 2020 adalah Jawa Timur, dengan nilai investasi sebesar USD2,18 miliar. Namun jika melihat data 5 tahun terakhir (2016 – Triwulan I 2020), PMA dan PMDN masih berpusat di provinsi Jawa Barat dengan total investasi mencapai USD35,68 miliar.
Kemudian disusul DKI Jakarta (USD30,60 miliar), Jawa Timur (USD20,16 miliar), Jawa Tengah (USD16,38 miliar), Banten (USD15,95 miliar), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (USD1,18 miliar).
“Jika kita bandingkan data Triwulan I tahun 2020 dengan periode yang sama di tahun 2019 lalu, total investasi di pulau Jawa memang turun 0,9%, walaupun memang pulau Jawa masih lebih mendominasi dibandingkan luar Jawa, akan tetapi gap-nya semakin kecil,” ujar Farah.
Realisasi investasi PMA di pulau Jawa pada tahun 2019 sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2018, investasi PMA di pulau Jawa mencapai USD17,04 miliar, sedangkan tahun 2019 menjadi USD15,47 miliar. “Dapat kita amati disini, jika investor asing juga mulai melirik lokasi di luar Jawa. Pembangunan infrastruktur di luar Jawa tentunya menjadi poin positif bagi investor,” jelas Farah.
Selama 5 tahun terakhir (2016 – Triwulan I 2020) investasi PMA di pulau Jawa banyak berlokasi di provinsi Jawa Barat (USD22,98 miliar) kemudian provinsi DKI Jakarta (USD17,89 miliar); Banten (USD10,98 miliar); Jawa Tengah (USD8,82 miliar); Jawa Timur (USD6,04 miliar); dan Daerah Istimewa Yogyakarta (USD 0,15 miliar).
Berbeda dengan PMA, investasi PMDN di pulau Jawa mayoritas berada di provinsi Jawa Timur (USD14,12 miliar); disusul oleh provinsi DKI Jakarta (USD12,71 miliar); Jawa Barat (USD12,69 miliar); Jawa Tengah (USD7,56 miliar); dan Banten (USD4,97 miliar).
Sektor yang mendominasi investasi PMA di pulau Jawa selama tahun 2016 – Triwulan I 2020 yaitu Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (USD12,07 miliar); Listrik, Gas, dan Air (USS10,25 miliar); Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (USD9,34 miliar); Industri Kimia dan Farmasi (USD5,28 miliar); dan Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain (USD5,27 miliar).
Sedangkan untuk investasi PMDN didominasi oleh sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (USD14,17 miliar); Konstruksi (USD8,22 miliar); Industri Makanan (USD5,51 miliar); Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (USD4,28 miliar); dan Listrik, Gas, dan Air (USD,07 miliar).
(akr)