Bansos Diharapkan Bisa Tangani Masalah Ibu Hamil Kurang Gizi

Jum'at, 22 Januari 2021 - 17:23 WIB
loading...
A A A
"Pemerintah juga berkomitmen untuk menanggulangi stunting dengan cara memfokuskan intervensi penanggulangan stunting di lebih dari 360 kabupaten/kota untuk menekan angka stunting hingga 14%di tahun 2024. Hal ini memerlukan dukungan semua pihak dalam penanggulangan anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.



Salah satunya adalah dengan mengeluarkan Protokol Pelayanan Gizi Pada Masa Pandemi Covid-19. Dalam protokol dimaksud, ibu hamil akan diberikan tablet tambah darah (TTD). Sementara itu, ibu menyusui disarankan untuk melakukan inisiasi menyusui dini serta memberikan ASI ekslusif.

Disampaikan Mahmud Fauzi, dalam upaya percepatan perbaikan gizi nasional, pemerintah terus meningkatkan pemberian suplementasi gizi khususnya TTD bagi remaja dan ibu hamil untuk mengurangi prevalensi anemia yang masih tinggi di kelompok ibu hamil yaitu sebesar 48,9%.

"Pemerintah juga berkomitmen untuk menanggulangi stunting dengan cara memfokuskan intervensi penanggulangan stunting di lebih dari 360 kabupaten/kota untuk menekan angka stunting hingga 14%di tahun 2024. Hal ini memerlukan dukungan semua pihak dalam penanggulangan anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil," ujar Mahmud.

Sementara itu, Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ahmad Syafiq menyampaikan, pemenuhan kebutuhan gizi dalam kondisi pandemi, sangat mendesak, mengingat masih adanya tantangan peningkatan status gizi di Indonesia. Ahmad Syafiq menjelaskan, saat ini masih belum banyak konsentrasi dalam pemenuhan gizi ibu menyusui, padahal kebutuhan nutrisi ibu menyusui jauh lebih tinggi dibandingkan selama masa kehamilan. Kiranya, kebutuhan nutrisi ini dapat dipersiapkan sejak remaja. "Di masa pandemi, ibu menyusui perlu mendapat perhatian yang lebih demi memastikan kualitas ASI dan Kesehatan ibu selama masa menyusui," ucapnya.

Pakar Kesehatan Sandra Fikawati juga mendorong agar ibu hamil dan menyusui memperhatikan keseimbangan asupan gizi, karena memiliki relasi erat dengan keberhasilan ASI eksklusif. Ia mengingatkan, keberhasilan asi ekslusif mensyaratkan tiga aspek utama yakni durasi menyusui selama 6 bulan, status gizi bayi, dan yang terpenting status gizi ibu memenuhi minimal indeks massa tubuh normal. "Maka penting sekali agar ibu menyusui mendapatkan perhatian untuk pemenuhan asupan gizinya," kata dia.
(nng)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1444 seconds (0.1#10.140)