3 Alasan Risma Terus Dihujani Kritik

Minggu, 24 Januari 2021 - 07:31 WIB
loading...
3 Alasan Risma Terus Dihujani Kritik
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma). Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Aktivitas blusukan maupun ucapan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mendapatkan kritikan dari sejumlah pihak belakangan ini. Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo pun membeberkan tiga alasan mengapa menteri yang akrab disapa Risma ini terus mendapatkan kritikan.

Baca Juga: UEA Borong 50 Jet F-35 dan 18 Drone, AS Raup Rp324 Triliun

"Yang pertama, Bu Risma ini memang menggemaskan. Menggemaskan dalam artian, kita lihat saja bagaimana dia memberikan komentar soal kemarin letusan gunung Semeru akibat dari Global Warming, ya itu pasti akan menerima banyak komentar," ujar Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Minggu (24/1/2021).

Baca juga: Risma: Membangun Indonesia Harus melalui Data Desa Presisi


Kemudian, lanjut dia, sweeping pemulung atau gelandangan yang dilakukan Risma di beberapa titik wilayah DKI Jakarta. Menurut Kunto, apa yang dilakukan Risma itu bukan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) seorang menteri

"Jadi banyak tindakan, banyak perbuatan kemudian banyak ucapannya memang memancing komentar dia media massa maupun di media sosial. Dan menurut saya itu salah satu strategi Bu Risma untuk mendapatkan perhatian media maupun perhatian publik serta di satu sisi ikut membantu mendongkrak popularitas, bad news is good news," katanya.



Sedangkan alasan kedua, Kunto menilai Risma adalah sosok politikus yang populis jika dilihat sepak terjangnya dari wali kota Surabaya. "Populis dalam artian dia seakan-akan tahu apa yang diinginkan oleh massa, warga atau pemilih," ungkapnya.

Blusukan Risma itu pun dianggap sebagai bentuk kritik terhadap elite politik yang tidak berbuat apa-apa. "Jadi, itu bentuk populisme dari Bu Risma, satu sisi dia mendapatkan banyak pujian, tapi di sisi lain dia dicaci oleh banyak elite politisi yang lain karena merasa diserang oleh Bu Risma. Jadi, itu alasan kedua kenapa banyak politisi lain yang negatif komentar dan sifatnya tidak suportif dengan apa yang dilakukan oleh Bu Risma," tuturnya.

Baca Juga: 65 Terpidana Korupsi KPK Ramai-ramai Ajukan PK ke MA

Kunto mengungkapkan, bentuk populisme itu sedang nge-tren di seluruh dunia. "Saya enggak bilang populisme ini baik atau buruk, namun itulah jalur atau strategi politik yang diambil oleh Bu Risma ," katanya.

Baca juga: Menelisik 'Panggung Belakang' Risma yang Dinilai Bikin Gerah Elit Politik


Adapun alasan ketiga, Kunto mengatakan bahwa para politikus yang berseberangan atau tidak sejalan dengan PDIP menilai Risma sedang dijagokan sebagai jabatan barunya, Mensos. "Untuk kalau enggak DKI 1 ya mungkin untuk posisi lain yang lebih besar di 2024. Ini kan ada jago-jago yang kemudian tampak dielus dan Bu Risma salah satunya. Dan tentu saja mereka dari partai yang berseberangan atau dari oposisi atau dari kompetitor ingin sekali menjatuhkan reputasi dan elektabilitas Bu Risma, jadi itu konsekuensi yang logis sebagai politisi, enggak selamanya akan smooth," imbuhnya.

Baca Juga: Prajurit TNI Berkaki Satu Sukses Jadi Petani Lengkeng dengan Omzet Ratusan Juta

Maka itu, Kunto memprediksi bahwa sampai 2024 mendatang, Risma akan terus mendapatkan angin kritik. "Apalagi kalau tingkah dan ucapannya semakin menggemaskan, tentu saja akan semakin sering dikritik," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2307 seconds (0.1#10.140)