Mendag Akui Surplus di 2020 Bukan Hal Positif bagi Indonesia

Rabu, 27 Januari 2021 - 13:45 WIB
loading...
Mendag Akui Surplus di 2020 Bukan Hal Positif bagi Indonesia
Surplus neraca perdagangan di tahun 2020 diakui bukan hal yang positif ditinjau dari penyebabnya yakni turunnya impor secara tajam. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menilai surplus neraca perdagangan sebesar USD21,7 miliar yang dialami Indonesia pada 2020 bukan hal yang positif bagi kesehatan perekonomian.



Pasalnya, surplus terjadi akibat minimnya impor dibandingkan ekspor. Sebab, kata Lutfi, rendahnya impor menunjukkan ekonomi di dalam negeri kurang berjalan. Berdasarkan data kemendag, impor Indonesia sebesar 72,9% atau lebih dari 3/4 impor merupakan bahan baku dan bahan penolong untuk industri.

"Saya datang kembali, saya melihat seperti dokter spesialis kita ini benar-benar surplus atau lagi lemes nih ekonomi kita?" Katanya dalam webinar, Rabu (27/1/2021).

Lutfi menjelaskan, setelah membedah neraca perdagangan selama 2020. Pada kuartal III/2020, sektor perdagangan tercatat -5,09%. Hal tersebut, kata Lutfi, menandakan perdagangan tidak jalan.



"Perdagangan tak jalan. Saya berpendapat kalau ini didiamkan, ini justru bukan sesuatu yang baik. Impor kita turun, ini akan terjadi serombongan yang akan ikut bersama-sama, yaitu tidak terjadi industrialisasi, konsumsi kita tertahan, kemudian penciptaan lapangan kerja kurang. Dan ini merupakan multiplier effect yang sebenarnya negatif," terangnya.

Lutfi menambahkan, pihaknya akan memperbaiki masalah ini dengan tata kelola perdagangan yang lebih baik. Dia ingin memastikan semua impor barang, terutama bahan penolong dan bahan baku akan terjadi supaya terjadi pergerakan ekonomi.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1240 seconds (0.1#10.140)