Berkat Asas Cabotage, Tarif Angkutan Peti Kemas Domestik Stabil Selama Pandemi

Kamis, 28 Januari 2021 - 14:31 WIB
loading...
Berkat Asas Cabotage, Tarif Angkutan Peti Kemas Domestik Stabil Selama Pandemi
Biaya angkutan peti kemas pelayaran domestik relatif stabil selama pandemi sehingga memberikan efek positif bagi ekonomi di daerah. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan biaya di sektor pelayaran dunia melonjak tajam. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh berkurangnya lalu lintas kapal pengangkut peti kemas ke berbagai pelabuhan dunia akibat terbatasnya aktivitas ekonomi.

Selama 2020 banyak perusahaan pelayaran yang mengurangi frekuensi pengiriman peti kemas untuk efisiensi. Akibatnya freight rate pegangkutan peti kemas ke luar negeri naik hingga empat kali lipat dibandingkan sebelumnya. "Ini yang semakin memberatkan ekonomi saat pandemi Covid 19," papar Ketua Forum Angkutan Logistik Masyarakat Transportasi Indonesia Ibrahim Khoirul Rohman dalam keterangan pers, Kamis (28/1/2021).

Ibrahim mengungkapkan, freight rate International mulai naik tajam pada kuartal III dan IV tahun ini. Sebut saja, misalnya, tarif freight rate ke India dari semula hanya USD400 per teus (kontainer) menjadi USD1.300 per teus. Lalu, tarif angkut ke Brasil USD700 per teus jadi USD1.500 per teus dan ke Eropa dari USD1.500 per teus jadi USD2.500 per teus.



Tentu saja, kata Ibrahim, kenaikan biaya freight rate rute ke luar negeri itu akan memukul eksportir di Tanah Air. Sebab, sebagian besar ekspor Indonesia tergolong low value comodity. "Negara kita tidak mengekpsor high end product. Sebagian besar ekspor Indonesia adalah produk bahan mentah," tuturnya.

Kondisi tersebut, lanjut Ibrahim, jelas memukul kemampuan eksportir Indonesia untuk melakukan pengiriman barang. Di sejumlah daerah, misalnya, eksportir yang biasanya bisa melakukan pengiriman barang hingga 100 kontainer ke pasar luar negeri, sejak tingginya biaya freight rate, hanya bisa mengirim 5-20 kontainer per bulan.

Pasalnya, lanjut Ibrahim, biaya freight rate rute internasional yang mahal itu, tidak memberikan kompensasi menarik terhadap nilai ekspor. Dia mencontohkan ekspor barang-barang mentah seperti bahan tekstil dasar yang belum diolah. Nilai pengiriman barang ini tidak seberapa dibandingkan besarnya freight rate saat ini.

"Nah ini pukulan bagi eksportir kita di kuartal IV tahun lalu dan mungkin berlanjut di kuartal I/2021," tutur Ibrahim.

Pendapat senada diungkapkan Pengamat Maritim dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) Saut Gurning. Dia mengatakan, dalam sebulan terakhir sejak awal Desember 2020 hingga Januari 2021, freight kontainer ke luar negeri melonjak tajam, khususnya rute intra Asia.

Bahkan, kenaikan freight rate tertinggi hingga 25 kali lipat dibandingkan sebelumnya, terjadi pada rute ekspor tujuan pelabuhan Shanghai, Shenzen dan Xiamen China
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)