Sri Mulyani Sebut Perubahan Iklim Bikin Si Miskin Lebih Menderita

Kamis, 18 Februari 2021 - 19:55 WIB
loading...
Sri Mulyani Sebut Perubahan Iklim Bikin Si Miskin Lebih Menderita
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Seiring perkembangan zaman, dunia pun mengalami perubahan. Termasuk di dalamnya perubahan iklim yang ternyata memberikan dampak pada masyarakat. Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai perubahan iklim yang terjadi di setiap negara membuat masyarakat miskin lebih menderita.

"Sekali lagi, saya pikir, atau lembaga lain dapat melihat banyak dari survei atau studi awal yang menunjukkan bahwa perubahan iklim, juga memiliki implikasi yang berbeda bagi orang miskin. Apakah ini negara miskin atau orang miskin akan lebih terpengaruh dan lebih menderita dari perubahan iklim," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Kamis (18/2/2021). ( Baca juga:Bahaya Perubahan Iklim, Bill Gates Usulkan Semua Mulai Konsumsi Sapi Sintetis )

Karena itulah kemudian, lanjut Sri, masyarakat miskin sulit untuk bisa menerima perubahan iklim yang terjadi di setiap negara. "Itulah bukti bahwa kita bisa terus belajar, tapi yang pasti perubahan iklim memiliki implikasi berbeda bagi negara miskin, dan masyarakat miskin. Mereka lebih menderita," beber Sri.

Di sisi lain perubahan dunia selain berpengaruh pada iklim, juga berdampak pada perkembangan teknologi digital. Perkembangan itu memberikan banyak harapan dan kesempatan untuk maju. Sayangnya, perkembangan digital juga bisa menimbulkan dampak negatif.

"Namun jangan lupa penelitian juga menunjukkan bahwa teknologi digital ini berpotensi dapat menciptakan pemecah belah masyarakat karena sebagian mereka yang memiliki aksesibilitas lebih memiliki kemampuan untuk menjadi lebih produktif dan memanfaatkan teknologi ini," kata Sri.

Dia menambahkan, pandemi, perubahan iklim, dan teknologi berpotensi menciptakan dan memberikan tambahan masalah untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. ( Baca juga:Industri Hilirisasi Nikel Dinilai Belum Siap )

"Mereka bisa menjadi ancaman bagi pertumbuhan inklusif dan juga bisa menjadi ancaman pembangunan berkelanjutan," tandasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2162 seconds (0.1#10.140)