Kerusakan Jalan Pantura Jateng Masalah Klasik di Musim Hujan

Kamis, 25 Februari 2021 - 13:50 WIB
loading...
Kerusakan Jalan Pantura Jateng Masalah Klasik di Musim Hujan
Para narasumber Prime Topic MNC Trijaya FM bertemakan Rawat Jalan Tanpa Lubang di lantai IV, Gedung DPRD Jateng, Rabu (24/2/2021). (Istimewa)
A A A
SEMARANG - Kerusakan jalan raya yang seringkali terjadi saat musim penghujan sudah menjadi masalah klasik dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, pemerintah daerah dan instansi terkait hendaknya responsif untuk segera menanganinya.

Pasalnya, jalan merupakan infrastruktur vital bagi mobilitas maupun denyut nadi perekonomian masyarakat. Kalangan DPRD Jateng selama pantauan di lokasi masih banyak menemui kerusakan jalan terutama di jalur pantura yang banyak berlubang. Baca juga: Polda dan Kejati Jabar Diminta Awasi Proyek Jalan Kandang Roda-Sentul

Ketua Komisi D DPRD Jateng Alwin Basri berharap kondisi jalan rusak segera diperbaiki. Menurutnya, jika jalan rusak dibiarkan berlarut-larut akan membahayakan keselamatan pengguna jalan.

“Ini masalah klasik yang sering muncul, terlebih saat musim penghujan. Saya meminta kepada Dinas PU Bina marga supaya masalah ini segera tertangani,” kata Alwin saat berbicara dalam Prime Topic MNC Trijaya FM bertemakan Rawat Jalan Tanpa Lubang di lantai IV, Gedung DPRD Jateng, Rabu (24/2/2021).

Data yang masuk dari sembilan Bidang Pelaksana Jalan (BPJ) Dinas PU Bina Marga Jateng menyebut, ada 2.256 lokasi kerusakan jalan yang menyebar di wilayah pantura bagian timur dan barat. Sampai Maret 2021, yang sudah tertangani baru 410 lokasi. “Kami meminta jumlah kerusakan jalan itu bisa tertangani segera,” ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng AR Hanung Triyono mengatakan, pihaknya telah melakukan penanganan kerusakan jalan provinsi dengan menutup lubang maupun melakukan peningkatan jalan. Namun sampai sekarang ini masih menunggu hasil tender.

Ia mengatakan, kerusakan jalan paling banyak tersebar di wilayah timur seperti Grobogan, Blora, Pati-Rembang. Di wilayah pegunungan, seperti Wonosobo, Purbalingga dan Banjarnegara juga masih ditemukan kerusakan jalan.

“Bila tender sudah selesai, kami langsung bekerja. Lokasi-lokasi kerusakan sudah kami data per balai. Bagi masyarakat yang ingin melaporkan ada temuan jalan rusak bisa langsung mengunduh aplikasi “Jalan Cantik” milik pemprov,” kata Hanung.

Menurut dia, melalui aplikasi “Jalan Cantik”, masyarakat bisa melaporkan semua kerusakan jalan yang ada di Jawa Tengah. Apabila jalan dan jembatan yang dilaporkan rusak itu merupakan jalan atau jembatan provinsi, dalam waktu 1×24 jam aduan itu akan direspons dan ditindaklanjuti.

Ia mengatakan, beberapa ruas jalan milik provinsi itu sebagian sudah dilakukan upaya perbaikan menggunakan dana transisi sebesar Rp10 miliar. Beberapa upaya perbaikan yang dilakukan di antaranya penambalan di jalan provinsi dengan tingkat kerusakan cukup berat, misalnya lubang jalan cukup besar dan membahayakan pengguna jalan.

Menurutnya, sampai dengan saat ini rata-rata perbaikan penambalan jalan milik provinsi hampir mencapai 60 persen. “Karena kendala cuaca juga. Karena kalau kita nambal pakai aspal kan eman-eman ya. Karena kami harus pertanggungjawabkan, tapi tidak bagus kan sayang. Teman-teman juga harus terus bekerja, karena setiap ruas ada orangnya. Kita lihat masing-masing balai itu responnya 1×24 jam. Itu juga harus segera kita lakukan perbaikan meskipun harus diratakan dulu,” ujarnya.

(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1447 seconds (0.1#10.140)