Ekonomi RI -2,07% di 2020, Wapres: AS Saja Minus yang Negara Besar

Kamis, 04 Maret 2021 - 18:04 WIB
loading...
Ekonomi RI -2,07% di 2020, Wapres: AS Saja Minus yang Negara Besar
Wapres Maruf Amin menyebutkan, Indonesia dibanding dengan beberapa negara kita masih lebih bagus, Singapura misalnya, India misalnya itu masih 4%. Amerika yang negara besar saja minusnya 3,5%. Jerman saja 4%. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut ekonomi Indonesia sudah berada di jalur yang tepat di tengah pandemi ini. Meskipun pada 2020 lalu, ekonomi Indonesia masih mengalami minus 2,07%.

Menurut Ma'ruf, meskipun minus, namun ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara-negara lainya. Sebut saja seperti India, Filipina, hingga Singapura yang ekonominya mengalami kontraksi yang lebih besar dari Indonesia.



Tak hanya itu, bahkan negara maju seperti Amerika Serikat (AS) juga ekonominya mengalami kontraksi sekitar 3,5% sepanjang 2020. Kemudian negara-negara yang ada di Uni Eropa juga ekonominya -4,8%.

"Dibanding dengan beberapa negara kita masih lebih bagus, Singapura misalnya, India misalnya itu masih 4%. Amerika yang negara besar saja minusnya 3,5%. Jerman saja 4%," ujar Wapres Ma'ruf Amin dalam acara dialog virtual, Kamis (4/3/2021).

Menurut Ma'ruf, hanya ada beberapa negara saja yang ekonominya tumbuh positif. Beberapa negara yang dimaksud seperti China, Vietnam hingga Taiwan.



Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi China pada 2020 adalah 2,3% setelah pada kuartal IV-2020 ekonominya melambung hingga 6,5%. Sedangkan Vietnam sepanjang 2020 ekonominya tumbuh 2,9% lebih tinggi dari China.

"Mungkin yang tidak minus itu hanya Vietnam kemudian China, Taiwan. Tiga itu, negara lainya minus. Bahkan Filipina itu sampai minus 9% kita sudah mengalami pertumbuhan," jelasnya.

Ma'ruf Amin pun menjelaskan penyebab ekonomi Indonesia mulai bergerak ke arah yang lebih baik pada akhir tahun 2020 lalu meskipun dilanda pandemi. Hal ini tidak terlepas dari beberapa program pemerintah dari mulai penanganan pandemi, program bantuan sosial untuk orang yang terdampak pandemi, hingga pemulihan ekonomi nasional.

"Dari upaya ini ternyata memang memperoleh hasil, kalau kuartal II itu kontraksi sampai 5,29% itu di akhir tahun kita hanya berkontraksi 2,07%," jelasnya
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1293 seconds (0.1#10.140)