Kilang Balongan Terbakar, Target Peningkatan Produksi Akan Terganggu

Senin, 29 Maret 2021 - 13:48 WIB
loading...
Kilang Balongan Terbakar, Target Peningkatan Produksi Akan Terganggu
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Terbakar dan meledaknya kilang Refinery Unit (RU) VI di Balongan milik PT Pertamina (Persero) dinilai akan memengaruhi proses produksinya. Seberapa besar pengaruhnya tergantung pada intensif kerusakan yang dialami.

Saat ini pihak Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama pihak kepolisian akan membentuk tim investigasi. Langkah itu bertujuan untuk mencari tahu penyebab terjadinya kebakaran dan kerusakan yang terjadi.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, selama proses investigasi berlangsung akan memengaruhi proses produksi, khususnya untuk Refinery Development Master Plan (RDMP) atau perubahan kilang lama 2025. Meski begitu, hambatan ini hanya terjadi dalam jangka pendek saja. ( Baca juga: Mazda CX-3 Baru Kini Punya Varian Terjangkau Rp339,9 Juta )

"Mungkin dalam jangka pendek untuk keperluan investigasi, pekerjaan RDMP-nya mungkin akan tertunda. Tapi saya kira jika penundaan tidak lama, proyeknya itu akan jalan terus sehingga di tahun 2025 diharapkan kilang Pertamina bisa menghasilkan bahan bakar dengan kualitas yang bagus," ujar Febby saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (29/3/2021).

Kilang RU VI sendiri ditargetkan mampu meningkatkan kapasitas produksi Light Distillate Section dari 125 ribu barrel stream per day (MBSD) menjadi 150 MBSD. Selain itu, dengan melakukan revamping unit Crude Distilling Unit (CDU), maka akan meningkatkan fleksibilitas CDU untuk memproses minyak mentah campuran berat (heavy mix crude) ataupun minyak mentah ringan (lighter crude oil).

Dengan peningkatan kapasitas produksi minyak dan fleksibilitas kilang RU VI tersebut, maka dapat meningkatkan margin untuk perusahaan dan ketahanan energi nasional. Pembangunan RDMP Phase 1 sendiri dikerjakan oleh Konsorsium RRE yang terdiri dari PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International.

"Kilang itu untuk bisa lebih fleksibel, rencananya dengan modernisasi kilang itu, bisa mengolah atau menghasilkan produk BBM yang juga berbeda dengan yang sekarang. Jadi dia diharapkan bisa menghasilkan produk BBM yang lebih variatif sesuai dengan kebutuhan. Selain gasoline, nafta dan lain-lain. Itu semua untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil kilang," katanya.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memastikan pasokan BBM aman, meski terjadi insiden kebakaran pada tangki T-301G di Kilang Pertamina Balongan, 29 Maret 2021 mulai sekitar pukul 00.45 dini hari. Dalam pola suplai ini, Pertamina memiliki skenario dalam kondisi ketika harus beroperasi secara darurat.

Nicke juga menyampaikan, rasa prihatin yang mendalam atas insiden ini dan juga permohonan maaf kepada masyarakat. Dia menyebut, untuk mengantisipasi kebakaran agar tidak menjalar ke area lain maka Pertamina langsung melakukan normal shutdown kepada kilang ini sehingga dipastikan ada pengendalian arus minyak dan mencegah terjadinya perluasan area kebakaran. ( Baca juga: Ketika Ferdinand Prihatin atas Kebakaran Kilang Balongan )

"Untuk penyebab kebakaran tersebut belum kita ketahui dengan pasti. Jadi sampai saat ini kami masih melakukan investigasi dibantu pihak-pihak berwenang sehingga fokus kami saat ini untuk menyelesaikan kondisi darurat di lapangan," tuturnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1414 seconds (0.1#10.140)