Jazirah Arab Pra-Islam Hanyalah Gurun Pasir Nan Gersang

Senin, 03 Mei 2021 - 04:09 WIB
loading...
Jazirah Arab Pra-Islam Hanyalah Gurun Pasir Nan Gersang
Ilustrasi/Ist
A A A
Negeri-negeri Jazirah Arab kini menjadi negara yang kaya raya karena minyak bumi dan gas. Tempat kaum muslimin banyak sujud macam bumi Qatar mengempit pendapaan per kapita US$93.965 dan Produk Domestik Bruto alias PDB sebesar U$210.002.



Uni Emirat Arab dengan kondisi lingkungannya berupa gurun yang gersang juga memiliki sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi. Dulunya juga negara ini adalah negara miskin, tetapi sejak ditemukannya minyak dan gas bumi kehidupan di Uni Emirat Arab berubah drastis. Negara ini bisa menghasilkan pendapatan perkapita US$44.770 dengan PDB US$440.181 miliar .

Kuwait juga begitu. Negeri ini memompa migas mencapai sekitar 104 juta barel. 10% cadangan minyak mentah dunia ada di negara ini. Kuwait bisa menghasilkan pendapatan perkapita sebesar US$43.103 dan PDB US$172.350 miliar.

Selanjutnya Bahrain . Negeri ini juga didominasi oleh gurun. Bahrain memperoleh kekayaannya dari pengolahan minyak dan gas bumi. Bahrain memiliki pendapatan perkapita sebesar US$28.272 dan PDB US$33.862 miliar.

Sedangkan Oman mengantongi pendapatan perkapita US$19.002 dan PDB US$77.755 miliar. Cadangan minyak Oman mencapai 5,5 miliar barel dan produksi minyak setiap harinya sebesar 800.000 barel.

Arab Saudi juga terbilang cukup bagus dan meningkat berkat minyak. Pendapatan perkapita yang bisa dihasilkan negeri Petro Dollar ini sebesar US$24.454 dan PDB US$752.459 milar. Selain minyak, devisa yang didapat dari orang-orang yang melaksanakan haji juga turut menyumbang pendapatan negara.



Selanjutnya Mesir. Letaknya berada di antara dua benua yaitu Afrika dan Asia. Pendapatan perkapita Mesir adalah sebesar US$12.100 per tahunnya. Kegiatan ekonomi yang paling besar di Mesir adalah dari sektor pertanian.

Terakhir Iran. Hampir setengah dari wilayah Iran memiliki iklim gurun yang panas. Iran sendiri mempunyai cadangan minyak dari Teluk Persia sebesar 125 milyar barel. Pendapatan perkapita Iran adalah US$4.763 dan menempati urutan ke-99 dari seluruh negara di dunia.

Jazirah Arab Dulu
Buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal menyebutkan jazirah Arab bentuknya memanjang dan tidak parallelogram. Ke sebelah utara Palestina dan padang Syam, ke sebelah timur Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, ke sebelah selatan Samudra Indonesia dan Teluk Aden, sedang ke sebelah barat Laut Merah.

Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dilingkungi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia. Panjang semenanjung itu melebihi seribu kilometer, demikian juga luasnya sampai seribu kilometer pula. Wilayah ini sanga tandus. Itu sebabnya, semua penjajah merasa enggan melihatnya. Dalam daerah yang seluas itu sebuah sungaipun tak ada.

Musim hujan yang akan dapat dijadikan pegangan dalam mengatur sesuatu usaha juga tidak menentu. Kecuali daerah Yaman yang terletak di sebelah selatan yang sangat subur tanahnya dan cukup banyak hujan turun, wilayah Arab lainnya terdiri dari gunung-gunung, dataran tinggi, lembah-lembah tandus serta alam yang gersang. Tak mudah orang akan dapat tinggal menetap atau akan memperoleh kemajuan.

Hidup di daerah itu sama sekali tidak menarik selain hidup mengembara terus-menerus dengan mempergunakan unta sebagai kapalnya di tengah-tengah lautan padang pasir, sambil mencari padang hijau untuk makanan ternaknya. Beristirahat sebentar sambil menunggu ternak itu menghabiskan makanannya, sesudah itu berangkat lagi mencari padang hijau baru di tempat lain.

Tempat-tempat beternak yang dicari oleh orang-orang badwi jazirah biasanya di sekitar mata air yang menyumber dari bekas air hujan, air hujan yang turun dari celah-celah batu di daerah itu. Dari situlah tumbuhnya padang hijau yang terserak di sana-sini dalam wahah-wahah yang berada di sekitar mata air.



Sudah wajar sekali dalam wilayah demikian itu, yang seperti Sahara Afrika Raya yang luas, tak ada orang yang dapat hidup menetap, dan cara hidup manusia yang biasapun tidak pula dikenal. Juga sudah biasa bila orang yang tinggal di daerah itu tidak lebih maksudnya hanya sekadar menjelajahinya dan menyelamatkan diri saja, kecuali di tempat-tempat yang tak seberapa, yang masih ditumbuhi rumput dan tempat beternak.

Juga sudah sewajarnya pula tempat-tempat itu tetap tak dikenal karena sedikitnya orang yang mau mengembara dan mau menjelajahi daerah itu. Praktis orang zaman dahulu tidak mengenal jazirah Arab, selain Yaman. Hanya saja letaknya itu telah dapat menyelamatkan dari pengasingan dan penghuninyapun dapat bertahan diri.

Pada masa itu orang belum merasa begitu aman mengarungi lautan guna mengangkut barang dagangan atau mengadakan pelayaran.

Dari peribahasa Arab yang dapat kita lihat sekarang menunjukkan, bahwa ketakutan orang menghadapi laut sama seperti dalam menghadapi maut. Tetapi, bagaimanapun juga untuk mengangkut barang dagangan itu harus ada jalan lain selain mengarungi bahaya maut itu. Yang paling penting transpor perdagangan masa itu ialah antara Timur dan Barat: antara Romawi dan sekitarnya, serta India dan sekitarnya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3982 seconds (0.1#10.140)